Konsultasi More on this category »
Budidaya More on this category »
Peraturan More on this category »

PENDEKATAN METODE PENDIDIKAN ORANG DEWASA (POD)

PENDEKATAN METODE PENDIDIKAN ORANG DEWASA (POD)


Beberapa prinsip pengantaran pengajaran orang dewasa adalah sebagat berikut:
1.       Peserta didik hendaknya mengerti dan menyetujui terhadap tujuan suatu kegiatan pendidikan (kursus). Diskusi informasi pada pertemuan pertama akan dapat membantu memberikan suatu gambaran umum mengenai apa yang menjadi tujuan adanya suatu program pendidikan. Hal ini dipandang perlu agar para peserta dapat bekerja secara efisien dalam mencapai tujuan.

2.       Peserta didik hendaknya mau untuk belajar. Setiap peserta didik diduga mau untuk belajar dengan hadirnya di dalam suatu pertemuan. Walaupun demikian, fasilitator perlu juga mendorong peserta didik untuk mau belajar sejalan dengan tujuan kegiatan yang akan dilakukan memberikan silmulasi serta memberikan pengertian yang lebih jelas yang dilakukan oleh fasilitator.

3.       Menciptakan situasi yang bersahabat dan tidak formal. Adanya suatu interaksi di antara peserta-didik merupakan hal yang sangat penting yang harus diciptakan oleh fasilitator agar terciptanya saling pengertian, saling menerima, saling hormat menghormati di antara peserta-didik.. Fasilitator hendaknya membantu para peserta untuk saling kenal mengenal serta mencoba menggali minat dan pengalaman dari setiap, peserta-didik. Apabila hal ini dapat diciptakan, maka proses belajar tidak akan mengalami hambatan yang bersifat psikologis.

4.       Penataan ruangan hendaknya menyenangkan para peserta perlu diperhatikan pula keadaan penataan ruang yang berkenaan dengan tempat atau letak kursi, meja, papan tulis dan alat-alat bantu belajar lainnya sehingga senang dipandang enak digunakan. Penataan ini memungkinkan setiap peserta didik dapat saling pandang satu sama lain. Demikian pula keadaan temperatur ruangan tidak terlalu dingin atau panas serta menjauhkan diri dan suasana gaduh yang mengganggu.  Demikian pula hal penerangan.

5.       Peserta didik hendaknya berperan serta mempunyai tanggung jawab terhadap jalannya proses belajar. Cara yang paling balk untuk belajar ialah bekerja. Seseorang yang mengerjakan sesuatu atau mengatakan sesuatu menurut gaya bahasanya sendiri, hal ini menunjukkan bahwa dia sebenarnya ingin belajar lebih banyak lagi, apabila dia merasa ikut bertanggung jawab terhadap proses pendidikan yang sedang dilakukannya. Bijaksana sekali apabila fasilitator lebih banyak menyerahkan keputusan yang dibuat oleh kelompok. Mengatur kelompok lebih luas lagi akan menghasilkan pengalaman belajar yang lebih baik serta tidak banyak ketergantungan kepada fasilitator. Peran serta yang aktif dan rasa tanggung jawab, diantara peserta akan menumbuhkan rasa senang untuk berlangsungnya proses belajar.

6.       Belajar itu hendaknya erat hubungannya dengan pengalaman peserta-didik.  Penyampaian pemikiran dan pengetahuan hendaknya disesuaikan dengan tingkat pengalaman peserta-didik agar hal itu dapat dimengertl dan berguna. Seorang dewasa biasanya belajar dengan menghubungkan pengalaman yang telah lalu, dihubungkan dengan hal yang belum diketahui dan yang telah diketahuinya. Pengalaman peserta-didik yang hadir dalam sistim belajar itu akan memperkaya pengetahuan kita. Pengalaman yang berbeda itu akan memberikan keuntungan bagi pengalaman orang lain.
7.       Fasilitator hendaknya mengenal benar akan materi pembelajarannya. Fasilitator hendaknya mengenal dan memiliki pengetahuan yang luas terhadap bidang yang diajarkannya.  Fasilitator hendaknya tahu betul sumber-sumber buku mana yang dapat dijadikan bahan bacaan untuk memperluas pengetahuan tentang hal yang dibicarakan.

8.       Perhatikanlah kesungguhan dan ketekunan dalam mengajar. Gelora semangat dalam mengajar akan menularkan kesungguhan bagi anak didik. Semangat atau antusiasme merupakan suatu motivasi yang paling baik untuk belajar. Semangat belajar yang diperlihatkan oleh fasilitator akan berpengaruh pula kepada terciptanya semangat belajar para peserta didik.
9.       Peserta-didik hendaknya dapat belajar sesuai dengan kecepatan dan kemampuannya. Setiap orang akan berbeda dalam hal pengalaman pendidikan, pembawaan, minat dan kemampuannya. Oleh karena itu, bagi peserta-didik yang cepat sebaiknya diberikan suatu tugas yang dapat dikerjakannya sendiri. Bagi peserta-didik yang lamban hendaknya tidak perlu disesuaikan dengan peserta­ didik yang belajar lebih cepat, tetapi disesuaikan dengan kemampuan dirinya.

10.    Peserta didik hendaknya sadar akan kemajuan dirinya dan memiliki rasa kepuasan.  Setiap peserta-didik yang memasuki suatu program kegiatan pendidikan tentu mempunyai suatu tujuan tertentu. Apabila minat belajarnya itu untuk memelihara hal yang telah dia miliki, maka perlulah memiliki perasaan lebih maju dalam mencapai tujuannya itu. Sangat bijaksana apabila pendidik (guru) merencanakan dalam proses belajarnya itu untuk melaksanakan demonstrasi, pertunjukan, wawancara pribadi, dan lain sebagainya yang dapat dijadikan alat pengukur kreatifitas peserta-didik. Berikanlah pujian karena hal ini merupakan stimulasi belajar yang baik dan pada memberikan suatu hukuman.

11.    Gunakan metode belajar yang bervariasi
Di dalam suatu situasi belajar tertentu, sebenarnya guru dapat mempergunakan metode belajar tertentu yang tepat untuk digunakan. Misalnya tentang masalah perubahan, di samping dikuliahkan, sebaiknya dilengkapi dengan pertujukan film, pembeberan flip-chart atau membawanya langsung ke lapangan. Seorang guru yang baik tentu saja secara terampil dapat mempergunakan alat bantu belajar sejalan dengan kebutuhan dan tuntutan yang dikehendaki oleh para peserta didik. Hal ini tentu saja akan menimbulkan dan membantu terciptanya minat. Menstimulasi keterlibatan serta menghargai adanya perbedaan individual peserta didik.
12.    Fasilitator hendaknya merasa turut tumbuh dalam proses belajar mengajar. Hal ini sangat penting untuk dipertimbangkan oleh setiap pendidik dengan pengalaman mengajarkan itu hendaknya memberikan suatu kesempatan untuk adanya perkembangan dirinya di dalam proses belajar. Pendidikan yang mengikatkan dirinya di dalam proses belajar bersama peserta didik akan lebih banyak menstimulasi peserta didik, jika dibandingkan dengan pendidikan yang hanya sekedar menyampalkan apa-apa yang ingin dia sampaikan kepada peserta didik, ini merupakan suatu kekuatan yang menentukan juga, dalam menciptakan situasi belajar pada kelompok dan sikap dari peserta didik.

13.    Proses pembelajaran hendaknya memiliki rencana yang fleksibel.
Hal ini dapat membantu guru dan peserta didik terhadap hendak kemana dan apa yang hendak dikerjakan secara jelas, didasarkan pada tujuan bersama yang telah disetujui bersama pula. Perencanaan hendaknya berkesinambungan antara suatu topik dengan topik pembicaraan lainnya. Ego-involvement adalah suatu kondisi yang merasa terikat erat dengan suatu kegiatan bersama, terikat dengan minat tujuan, serta nilai-nilai bersama untuk dipertahankan bersama.
B.   Peranan dan fungsi pendidik orang dewasa
(1)  Siapakah sebenarnya "pendidik orang dewasa" itu?
Untuk menjawab pertanyaan ini maka batasan sebagai pendidik orang dewasa dapatlah disimpulkan; yaitu setiap orang yang bertanggung jawab dalam membantu orang dewasa untuk belajar.
Oleh karena itu, maka pendidik orang dewasa sangatlah luas meliputi:
(a)  pimpinan suatu program, pimpinan pendidikan, pimpinan diskusi dan' organisasi sukarela untuk pria dan wanita, organisasi pelayanan sosial, perkumpulan orang tua murid, kumpulan profesi, civic club, perkumpulan buruh, perkumpulan perdagangan, kelompok tani, pimpinan organisasi kemasyarakatan lainnya.
(b)  Pelaksana, training officers, supervisor, mandor pada perusahaan pemerintah dan badan sosial.
(c)  Guru, administrator, pemimpin kelompok masyarakat, dan sebagainya. Direktur program, penulis media seperti koran, radio, televisi dan majalah. Tenaga yang terlatih khusus dalam bidang kegiatan pendidikan orang dewasa sebagai tempat pengembangan kariernya.

(2)  Apa yang dikerjakan oleh para. pendidik orang dewasa?
Fungsi pendidik orang dewasa yang langsung berhubungan dengan orang dewasa, adalah:
(a)  membantu mendiagnosis kebutuhan (the diagnostic function);
(b)  merencanakan sesuatu hal yang ingin dipelajarinya selaras dengan pengalamannya (the planning function);
(c)  menciptakan kondisi agar dewasa mau belajar (the motivational function);
(d)  menyeleksi metode dan teknik yang paling efektif dijalankan agar menghasilkan sesuatu yang produktif (the methodological function);
(e)  mempersiapkan tenaga dan bahan-bahan yang dapat menghasilkan sesuatu yang dapat menghasilkan sesuatu yang dikehendaki untuk dipelajari (the evaluative function),
(f)    membantu anak didik mengukur hasil pengalaman belajar (the evaluative function).

(3) Apa yang menjadi misi pendidik orang dewasa?
Pertama adalah menjalankan kegiatan pendidikan agar berhasil bagi laki-laki dan wanita agar menjadi matang (mature) yaitu sejumlah peserta yang belajar secara antusias. Dapatlah kiranya dibedakan menjadi tiga hal kebutuhan dan keinginan yang berhubungan dengan misi ini, yaitu kebutuhan dan tujuan:
(a)  individu;
(b)  institusi / lembaga; dan
(c)  masyarakat.

Rangkuman
Prinsip-prinsip mengajar orang dewasa merupakan bagian pokok dalam pendidikan orang dewasa. Beberapa prinsip pengajaran orang dewasa adalah sebagat berikut: a) Peserta didik hendaknya mengerti dan menyetujui terhadap tujuan suatu kegiatan pendidikan/kursus, b)  Peserta didik hendaknya mau untuk belajar, c) Menciptakan situasi yang bersahabat dan tidak formal, d) Penataan ruangan hendaknya menyenangkan para peserta, e) Peserta didik hendaknya berperan serta mempunyai tanggung jawab terhadap jalannya proses belajar, f)  Belajar itu hendaknya erat hubungannya dengan pengalaman peserta-didik, g)  Fasilitator hendaknya mengenal benar akan materi pembelajarannya, h) Perhatikanlah kesungguhan dan ketekunan dalam mengajar, i)  Peserta-didik hendaknya dapat belajar sesuai dengan kecepatan dan kemampuannya, j) Peserta didik hendaknya sadar akan kemajuan dirinya dan memiliki rasa kepuasan, k) Gunakan metode belajar yang bervariasi, l) Fasilitator hendaknya merasa turut tumbuh dalam proses belajar mengajar. m)    Pendidikan  hendaknya memiliki rencana yang fleksibel dalam proses belajar mengajar. 



Copyright © 2013. Agronomi Pertanian - All Rights Reserved | Template Created by Kompi Ajaib Proudly powered by Blogger