BAB I
PENDAHULUAN
Untuk mensukseskan pembangunan nasional di
dalam sektor pertanian pembangunan pertanian terdapat tiga kelompok sasaran utama yang perlu
dicapai yaitu :
1.
meningkatnya
ketahanan pangan nasional yang meliputi meningkatnya kapasitas produksi
komoditas pertanian dan berkurangnya ketergantungan terhadap pangan impor
sekitar 5-10 persen dari produksi domestik;
2.
meningkatnya
nilai tambah dan dayasaing komoditas pertanian yang meliputi meningkatnya mutu
produk primer pertanian, meningkatnya keragaman pengolahan produk pertanian dan
meningkatnya ekspor serta meningkatkanya surplus perdagangan komoditas
pertanian; dan
3.
meningkatnya kesejahteraan petani yang meliputi
meningkatnya produktivitas tenaga kerja di sektor pertanian dan menurunnya insiden kemiskinan.
Untuk
mengimplementasikan sasaran pembangunan pertanian tersebut sangat
diperlukan mengajak seluruh
lapisan masyarakat petani dan diluar pertanian. Bentuk ajakan yang
sekaligus dapat meningkatkan kemampuan masyarakat tersebut diantara melalui pendidikan non formal
seperti penyuluhan. Penyuluhan pertanian merupakan proses pembelajaran
bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka
mau dan mampu menolong dan
mengorganisasikan dirinya dalam rangka mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya
lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktifitas, efisiensi usaha,
pendapatan, dan kesejahteraan, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan.
Dalam proses
penyuluhan pertanian keberhasilan yang dicapai yaitu dapat penetapkan pesan/materi yang tepat sesuai
dengan sasaran pembangunan pertanian
tersebut tanpa mengabaikan kebutuhan dari masyarakat petani. Pesan atau materi
penyuluhan pertanian untuk dapat diterima dan dihayati serta diterapkan
sehingga dapat meningkatkan kemampuan, bila cara penyampaiannya yang dipilih
cocok dengan kondisi dari masyarakat petani. Memilih cara atau metode/teknik
ini akan menentukan keberhasilan didalam
penyelengaraan program penyuluhan pertanian yang merupakan bagian dari
pembangunan pertanian.
BAB II
PENGERTIAN, TUJUAN
DAN PRINSIP METODE DAN TEKNIK PENYULUHAN PERTANIAN
A.
Pengertian
Renungkanlah, arti penyuluhan pertanian; dan sehubungan dengan itu
apakah yang Anda ketahui tentang tujuan dan prinsip metoda penyuluhan pertanian?
Penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan di luar sekolah (non formal), bagi petani dan
keluarganya agar berubah perilakunya untuk bertani lebih baik (better farming), berusahatani lebih
menguntungkan (better bussines),
hidup lebih sejahtera (better living),
dan bermasyarakat lebih baik (better
community) serta menjaga kelestarian lingkungannya (better environment).
Dengan pencanangan Revitalisasi
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan pada tanggal 11 Juni 2005 oleh Presiden RI,
menyebabkan terjadinya perubahan pengertian penyuluhan pertanian. Menurut
Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan (UU SP3K), arti
penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku
usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam
mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya,
sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan
kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi
lingkungan hidup.
Metode dan teknik penyuluhan pertanian
dapat diartikan sebagai cara atau teknik penyampaian materi penyuluhan oleh
para penyuluh kepada para petani beserta keluarganya baik secara langsung
maupun tidak langsung, agar mereka tahu, mau dan mampu menerapkan inovasi
(teknologi baru). Sedangkan teknik penyuluhan
pertanian dapat didefinisikan sebagai keputusan – keputusan yang dibuat oleh sumberatau penyuluh dalam
memilih serta menata simbul
dan isi pesan menentukan
pilihan cara dan frekuensi
penyampaian pesan serta menentukan
bentuk penyajian pesan.
B. Tujuan Pemilihan Metode
dan teknik penyuluhan pertanian
Penggunaan panca indera tidak terlepas
dari suatu proses belajar mengajar seseorang karena panca indera tersebut
selalu terlibat di dalamnya. Hal ini dinyatakan oleh Socony Vacum Oil Co. Yang
di dalam penelitiannya memperoleh hasil sebagai berikut: 1% melalui indera
pengecap, 1,5% melalui indera peraba, 3% melalui indera pencium, 11% melalui
indera pendengar dan 83% melalui indera penglihat.
Dalam mempelajari sesuatu, seseorang
akan mengalami suatu proses untuk mengambil suatu keputusan yang berlangsung
secara bertahap melalui serangkaian pengalaman mental fisikologis sebagai
berikut:
1.
Tahap sadar
yaitu sasaran mulai sadar tentang adanya inovasi yang ditawarkan oleh penyuluh
2.
Tahap minta
yaitu tumbuhnya minat yang seringkali ditandai oleh keinginan untuk bertanya
atau untuk mengetahui lebih banyak tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan
inovasi yang ditawarkan oleh penyuluh.
3.
Tahap menilai
yaitu penilaian terhadap baik/buruk atau manfaat inovasi yang telah diketahui
informasinya secara lebih lengkap.
4.
Tahap mencoba
yaitu tahap dimana sasaran mulai mencoba dalam skala kecil untuk lebih
meyakinkan penilaiannya, sebelum menerapkan untuk skala yang lebih luas.
5.
Tahap
menerapkan yaitu sasaran dengan penuh keyakinan berdasarkan penilaian dan uji
coba yang telah dilakukan/diamati sendiri.
Jadi tujuan pemilihan metode
penyuluhan adalah: 1) agar penyuluh pertanian dapat menetapkan suatu metode
atau kombinasi beberapa metode yang tepat dan berhasil guna, 2) agar kegiatan
penyuluhan pertanian yang dilaksanakan untuk menimbulkan perubahan yang
dikehendaki yaitu perubahan perilaku
petani dan anggota keluarganya dapat berdayaguna dan berhasilguna.
C. Prinsip-prinsip Metode dan teknik penyuluhan pertanian
Prinsip merupakan suatu pernyataan
mengenai kebijaksanaan yang dijadikan sebagai pedoman dalam pengambilan
keputusan dan dilaksanakan secara konsisten.
Dalam kegiatan penyuluhan, prinsip menurut Leagans (1961) menilai bahwa
setiap penyuluh dalam melaksanakan kegiatannya harus berpegang teguh pada
prinsip-prinsip yang sudah disepakati agar dapat melakukan pekerjaannya dengan
baik.
Mardikanto (1999) menyatakan bahwa merujuk
pada pemahaman penyuluhan pertanian sebagai proses pembelajaran, maka
prinsip-prinsip dalam penyuluhan pertanian sebagai berikut:
1.
Mengerjakan;
artinya kegiatan penyuluhan harus sebanyak mungkin melibatkan masyarakat untuk
menerapkan sesuatu.
2.
Akibat;
artinya kegiatan pertanian harus memberikan dampak yang memberi pengaruh baik.
3.
Asosiasi;
artinya kegiatan penyuluhan harus saling terkait dengan kegiatan lainnya.
Misalnya apabila seorang petani berjalan di sawahnya kemudian melihat tanaman
padinya terserang hama, maka ia akan berupaya untuk melakukan tindakan
pengendalian.
Lebih lanjut Dahama dan Bhatnagar
dalam Mardikanto (1999) mengemukakan bahwa yang mencakup prinsip-prinsip
penyuluhan pertanian:
1.
Minat dan
kebutuhan; artinya penyuluhan akan efektif jika selalu mengacu kepada minat dan
kebutuhan masyarakat, utamanya masyarakat tani.
2.
Organisasi
masyarakat bawah; artinya penyuluhan akan efektif jika mampu melibatkan
organisasi masyarakat bawah dari setiap keluarga petani.
3.
Keraguan budaya; artinya penyuluhan harus memperhatikan adanya keragaman
budaya.
4.
Perubahan budaya; artinya setiap penyuluhan akan mengakibatkan perubahan
budaya.
5.
Kerjasama dan partisipasi; artinya penyuluhan hanya akan efektif jika
menggerakkan partisipasi masyarakat untuk selalu bekerjasama dalam melaksanakan
program-program penyuluhan yang telah dicanangkan.
6.
Demokrasi dalam penerapan ilmu; artinya dalam penyuluhan harus selalu
memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menawar setiap alternatif.
7.
Belajar sambil bekerja; artinya dalam kegiatan penyuluhan pertanian harus
diupayakan agar masyarakat dapat belajar sambil berbuat, atau belajar dari
pengalaman tentang segala sesuatu yang ia kerjakan.
8.
Penggunaan metode yang sesuai; artinya penyuluhan harus dilakukan dengan
penerapan metode yang selalu disesuaikan dengan kondisi lingkungan fisik,
kemampuan ekonomi, dan nilai sosial budaya.
9.
Kepemimpinan; artinya penyuluh tidak melakukan kegiatan yang hanya
bertujuan untuk kepuasan sendiri, tetapi harus mampu mengembangkan
kepemimpinan.
10.
Spesialis yang terlatih; artinya
penyuluh harus benar-benar orang yang telah mengikuti latihan khusus tentang
segala sesuatu yang sesuai dengan fungsinya sebagai penyuluh.
11.
Segenap keluarga; artinya penyuluh harus memperhatikan keluarga sebagai
satu kesatuan dari unit sosial.
Selanjutnya, Mardikanto (2006)
mengemukakan bahwa prinsip-prinsip dalam Metode dan teknik penyuluhan pertanian,
meliputi:
1.
Upaya
Pengembangan untuk berpikir kreatif:
Prinsip ini dimaksudkan bahwa melalui
penyuluhan pertanian harus mampu menghasilkan petani-petani yang mandiri, mampu
mengatasi permasalahan yang dihadapi dan mampu mengembangkan kreativitasnya
untuk memanfaatkan setiap potensi dan peluang yang diketahui untuk memperbaiki
mutu hidupnya.
2. Tempat yang paling baik adalah di tempat
kegiatan sasaran:
Prinsip ini akan mendorong petani belajar
pada situasi nyata sesuai permasalahan yang dihadapi.
3.
Setiap individu terkait dengan lingkungan sosialnya:
Prinsip
ini mengingatkan kepada penyuluh bahwa keputusan-keputusan yang diambil petani
dilakukan berdasarkan lingkungan sosialnya.
4. Ciptakan hubungan yang akrab dengan sasaran:
Keakraban hubungan
antara penyuluh dan sasaran memungkinkan terciptanya keterbukaan sasaran dalam
mengemukakan masalahnya.
5. Memberikan sesuatu untuk terjadinya
perubahan.
Metoda yang diterapkan
harus mampu merangsang sasaran untuk selalu siap (dalam arti sikap dan pikiran)
dan dengan sukahati melakukan perubahan-perubahan demi perbaikan mutu hidupnya
sendiri, keluarganya dan masyarakatnya.
Terjadinya perubahan ”context dan content” pembangunan pertanian dalam era reformasi,
mengakibatkan terjadi pula perubahan sasaran dalam penyuluhan pertanian. Perubahan tersebut memberi pengaruh yang
sangat besar karena saat ini tidak hanya petani dijadikan sebagai sasaran utama
(objek) kegiatan penyuluhan tapi melibatkan pula stakeholder yaitu pelaku agrobisnis. Jadi, penyuluhan pertanian merupakan suatu
upaya atau proses kegiatan yang dilakukan dalam rangka pemberdayaan masyarakat
dan petani. Secara khusus, penerapan
penyuluhan pertanian dalam era disentralisasi (lokalita) sebagaimana yang
diamanatkan oleh UU Nomor 22 Tahun 1999 yang diperbaharui dengan UU Nomor 32
Tahun 2004, Pusat Pengembangan Penyuluhan (Pusbangluh) Pertanian mengeluarkan
kebijakan tentang pelaksanaan penyuluhan pertanian spesifik lokalita yang
bersifat partisipatif yaitu, pendidikan nonformal
bagi petani dan masyarakat melalui upaya pemberdayaan dan kemampuan memecahkan
masalah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi wilayah masing-masing dengan
prinsip kesetaraan dan kemitraan, keterbukaan, kesetaraan kewenangan, dan
tanggung jawab serta kerja sama, yang ditujukan agar mereka berkembang menjadi
dinamis dan berkemampuan untuk memperbaiki kehidupan dan penghidupannya dengan
kekuatan sendiri.
D. Rangkuman
Metode dan teknik
penyuluhan pertanian dapat diartikan sebagai cara atau teknik penyampaian
materi penyuluhan oleh para penyuluh kepada para petani beserta keluarganya
baik secara langsung maupun tidak langsung, agar mereka tahu, mau dan mampu
menerapkan inovasi (teknologi baru).
Tujuan pemilihan metode penyuluhan adalah: 1)
agar penyuluh pertanian dapat menetapkan suatu metode atau kombinasi beberapa
metode yang tepat dan berhasil guna, 2) agar kegiatan penyuluhan pertanian yang
dilaksanakan untuk menimbulkan perubahan yang dikehendaki yaitu perubahan perilaku petani dan anggota
keluarganya dapat berdayaguna dan berhasilguna.
Prinsip-prinsip metode dan teknik penyuluhan pertanian
a. Pengembangan untuk
berpikir kreatif
b.
Tempat yang paling baik adalah di tempat kegiatan
penerima manfaat
c.
Setiap individu terikat dengan lingkungan sosialnya
d. Ciptakan hubungan
yang akrab dengan penerima manfaat
e.
Memberikan sesuatu untuk terjadinya perubahan
E. Latihan 1
Kelompok mendiskusikan :
a. Upaya-upaya untuk merubah perilaku petani dan keluarganya agar :
- Better Farming - bertani lebih baik
- Better Bussines - Berusahatani lebih
menguntungkan
- Better living - Hidup lebih sejahtera
- Better Community - Bermasyarakat lebih baik
- Better Environment - menjaga kelestarian lingkunganya
b. Buatlah konsep perubahan yang terjadi berikan batasanya antara konsep
yang dilakukan saat sekarang
dengan konsep yang baru, sesuaikan dengan
inovasi teknologi dengan
mempertimbangkan kearifan lokal.
c. Presentasekan hasil diskusi kelompok dengan menggunakan alat u/media
yang tersedia.
BAB III
PENGGOLONGAN, PEMILIHAN DAN JENIS – JENIS METODE
DAN TEKNIK PENYULUHAN PERTANIAN
A. Penggolongan Metode dan
teknik penyuluhan pertanian
Pernakah
Anda bertanya dalam dirinya bahwa untuk mencapai suatu tujuan harus menggunakan
”cara atau alat”? Dan bagaimana pula
efektivitas dan efisiensi dari keberagaman cara atau alat tersebut?
Untuk
mempermudah mempelajari jenis-jenis Metode dan teknik penyuluhan pertanian,
dilakukan penggolongan. Banyak cara untuk
menggolongkan Metode dan teknik penyuluhan pertanian, antara lain:
1. Penggolongan berdasarkan
teknik komunikasi.
2. Penggolongan berdasarkan
jumlah sasaran.
3. Penggolongan berdasarkan
indera penerima.
1. Penggolongan Berdasarkan
Teknik komunikasi
Berdasarkan teknik
komunikasi, Metode dan teknik penyuluhan pertanian digolongkan menjadi 1)
komunikasi langsung (direct
communication/face to face communication), contohnya: obrolan di sawah,
obrolan di balai desa, obrolan di rumah, telepon/HP, kursus tani, demonstrasi
karyawisata, dan pameran; dan 2) komunikasi tidak langsung (inderect communication), contohnya
publikasi dalam bentuk cetakan, poster, siaran radio/TV, dan pertunjukan film.
Jadi, dalam kegiatan komunikasi tidak langsung, pesan disampaikan melalui
perantara (medium atau media).
2. Penggolongan Berdasarkan
Jumlah Sasaran
Berdasarkan jumlah
sasaran yang dicapai, Metode dan teknik penyuluhan pertanian digolongkan
menjadi 1) pendekatan perorangan, contohnya: kunjungan rumah, kunjungan usaha
tani, surat-menyurat, dan hubungan telepon; 2) pendekatan kelompok, contohnya:
diskusi kelompok, demonstrasi (cara atau hasil), karyawisata, temu lapang, temu
usaha, dan kursus tani; 3) pendekatan massal, contohnya: pameran, pemutaran
film, siaran pedesaan/TV, pemasangan poster, pemasangan spanduk, dan penyebaran
bahan bacaan (folder, leaflet, liptan, brosur).
3. Penggolongan Berdasarkan
Indera Penerima
Berdasarkan indera
penerima, Metode dan teknik penyuluhan pertanian dapat digolongan menjadi 1)
yang diterima olej indera penglihatan, contohnya: poster, film, dan pemutaran
slide; 2) yang diterima oleh indera pendengaran, contohnya: siaran TV/radio,
pidato, ceramah, dan hubungan telepon; 3) yang diterima oleh beberap indera,
contohnya: demonstrasi (cara atau hasil), siaran TV/radio (interaktif), dan
pameran.
B. Pemilihan
Metoda Penyuluhan Pertanian
Tujuan
memilih Metode dan teknik penyuluhan pertanian antara adalah:
1. Agar penyuluh pertanian
dapat menetapkan suatu metode atau kombinasi beberapa metode yang tepat dan
berhasil guna.
2. Agar kegiatan penyuluhan
pertanian yang dilaksanakan untuk menimbulkan perubahan yang dikehendaki, yaitu
perubahan perilaku petani dan anggota keluarganya dapat berdaya guna dan
berhasil guna.
Pada umumnya, seseorang
belajar melalui indera. Indera ini
merupakan pintu gerbang masuknya ”stimulus” ke dalam diri seseorang yang
belajar. Setiap indera akan mempunyai
pengaruh yang berbeda terhadap hasil belajar seseorang. Seperti salah satu hasil penelitian yang dilakukan
oleh Socony Vacuum Oil Co. Dalam
Padmowihardjo (2000:6) yaitu: melalui indera pengecap 1 persen, melalui indera peraba 1,5 persen,
melalui indera penciuman 3,5 persen,
melalui indera pendengaran 11 persen dan melalui indera penglihat 83
persen. Sedangkan Hasmosoewignyo dan
Garnadi (1962) dalam Kartasapoetra (1991:60) menyatakan bahwa, hasil
penangkapan dari mendengar saja 10 persen, melihat saja 50 persen, melihat,
mendengar dan mengerjakan sendiri (praktik) 90 persen. Jadi, dari fenomena tersebut dapat
disimpulkan bahwa dalam kegiatan penyuluhan agar kegiatan tersebut berhasil,
sebaiknya menggunakan lebih dari satu indera penerima.
Dalam mempelajari sesuatu
seseorang akan mengalami suatu proses penerapan (adoption) yang merupakan proses mental yang dapat dilalui dalam
lima tahapan, yaitu:
1. Tahap mengetahui dan menyadari (awarness), dimana seseorang menyadari
adanya sesuatu ide atau teknologi baru dan merasa tergugah untuk
mempelajarinya. Selanjutnya, ia mencoba
mengembangkan ingatan atau pengetahuannya tentang ide atau teknologi baru
tersebut.
2. Tahap minat (interesting), dimana seseorang yang
sudah tergugah untuk mempelajari tentang ide atau teknologi baru selanjutnya
tumbuh minatnya, yaitu bertanya ke sana ke mari atau mengajukan respon,
mengumpulkan keterangan-keterangan lebih lanjut dalam rangka mengembangkan
pengertiannya.
3. Tahap menilai (evaluation), dimana seseorang yang
telah tumbuh minatnya lalu bertanya kepada dirinya sendiri dan melakukan penilaian secara subyektif
tentang untung atau ruginya kalau akan menerapkan ide atau teknologi baru yang
dipelajarinya. Penilaian tersebut dia
lakukan berdasarkan pengertian-pengertian yang diperolehnya dari tahap
berikutnya.
4. Tahap mencoba (trial), dimana seseorang yang telah
berhasil mencapai tahap menilai, dan berkesimpulan bahwa ide atau teknologi
baru yang dipelajarinya ternyata menguntungkan, maka akan mencoba menerapkan
ide atau teknologi baru tersebut dalam skala kecil sehingga timbul keyakinannya
karena telah mengalami sendiri.
5. Tahap menerapkan (adoption), dimana seseorang yang
telah yakin akan menerapkan ide atau teknologi baru yang dipelajarinya dalam
praktik nyata atau dalam usaha skala yang sebenarnya.
Kemampuan seseorang dalam
mempelajari sesuatu berbeda-beda.
Demikian pula tahap perkembangan mentalnya, keadaan lingkungan dan
kesempatannya juga berbeda-beda. Oleh
karena itu, perlu dipilih metoda penyuluhan pertanian yang berdaya guna dan
berhasil guna.
Dalam pemilihan metoda penyuluhan
pertanian, pertimbangan-pertimbangan yang harus diambil didasarkan pada:
1. Karakteristik sasaran
2. Karakteristik penyuluh
3. Karakteristik daerah
4. Materi penyuluhan
pertanian
5. Sarana dan biaya
6. Kebijaksanaan pemerintah
1. Karakteristk Sasaran
Agar pesan dapat
sampai dengan baik kepada sasaran, maka perlu diperhatikan kondisi
sasaran. Karakteristik sasaran yang
perlu dipertimbang-kan dalam memilih metoda penyuluhan pertanian, antara lain:
1) tingkat pengetahuan, sikap dan keterampilan sasaran, yaitu pengalaman
bertani, pendidikan, dan tingkat adopsinya. Misalnya, apabila dalam suatu
wilayah kerja penyuluhan terdapat sejumlah sasaran yang tingkat pendidikannya
sangat rendah atau sebagian besar ”buta huruf”, tentunya tidak dapat
menggunakan penyebaran bahan bacaan tulisan.
Selain itu, pengalaman (pengetahuan) dalam kegiatan usaha tani yang
sudah lama akan berbeda dengan petani yang masih tergolong pemula, demikian
pula dengan tingkat adopsinya.
Dari tingkat
penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan serta pengalaman, yang dapat
kita identifikasi ternyata sasaran berada pada tahap menilai; ini berarti bahwa
pendekatan yang kita harus gunakan adalah pendekatan kelompok, dengan
alternatif yang dapat dipilih antara lain, kombinasi antara kursus tani,
pemberian bahan bacaan, ceramah dan demonstrasi. Dapat pula dilakukan dengan kegiatan
karyawisata atau diskusi kelompok.
Bagaimana kalau
tingkat adopsi sasaran baru mencapai tahap ”sadar,” atau sudah berada pada
tahap ”mencoba”? Sebutkan pendekatan yang harus digunakan.
Jawaban Anda
benar, jika Anda menjawab: pendekatan massal bagi sasaran yang masih berada
pada tahap sadar dengan memilih metoda antara lain pertemuan umum, pemutaran
film, dan siaran pedesaan/TV. Sedangkan bagi sasaran yang sudah berada pada
tahap mencoba, Anda benar jika memilih metoda antara lain kunjungan rumah dan
usaha tani, hubungan telepon, demonstrasi cara/hasil di lahan petani, dan
korespondensi.
Keadaan sosial
budaya sasaran perlu pula dipertimbangkan dalam memilih metoda penyuluhan
pertanian. Penyuluh pertanian harus
mengetahui: 1) nilai-nilai hidup yang dianut oleh sasaran, 2) norma-norma
sosial (usage, folkways, mores, dan
customs), 3) stratifikasi
masyarakat, 4) status sosial, dan 5) struktur kekuasaan.
A
2. Karakteristik Penyuluh
Sebagai mitra
sasaran (petani), penyuluh pertanian sering disebut sebagai: fasilitator,
dinamisator, organisator, katalisator, moderator dalam proses
pembelajaran. Untuk dapat melakukan ini
semua, penyuluh pertanian harus memiliki kemampuan menggunakan metoda
penyuluhan pertanian yang berdayaguna dan berhasilguna. Di samping itu, penyuluh pertanian juga harus
memiliki kemampuan penguasaan teknologi atau ide baru (inovasi) yang akan
disuluhkan dalam arti pengetahuan, sikap
dan keterampilan yang dimiliki perlu dipertimbangkan dalam memilih Metode
dan teknik penyuluhan pertanian yang tepat.
Saat ini,
berdasarkan Peraturan Menteri PAN Nomor : PER/02/MENPAN/2/2008, penyuluh
pertanian terbagi dua yaitu: Penyuluh Ahli dan Penyuluh Terampil. Kriteria ini, disesuaikan dengan
pangkat/jabatan dan beban tugas yang akan diemban oleh penyuluh pertanian.
3. Karakteristik Daerah
Karakteristik
daerah yang perlu dipertimbangkan adalah keadaan musim (agroklimat), keadaan
usaha tani, dan keadaan lapangan. Keadaan musim akan berpengaruh terhadap
metoda penyuluhan pertanian yang digunakan.
Misalnya, pada musim kemarau yang panas sekali dan tidak ada penanaman
di lapagan, kita tidak dapat melakukan kegiatan demonstrasi di lapangan, tapi
sebaiknya dilakukan di rumah petani. Sebaliknya pada musim penghujan di
beberapa daerah lebih banyak kegiatan di lapangan. Jadi pemilihan metoda penyuluhan pertanian
harus disesuaikan dengan kondisi tersebut.
Keadaan usaha
tani di suatu daerah akan turut mempengaruhi penetapan metoda penyuluhan
pertanian. Misalnya penyuluhan pada
waktu pengolahan lahan akan berlainan dengan penyuluhan pada saat panen dan
pasca panen. Metoda penyuluhan pertanian
hendaknya dipilih sesuai dengan tahapan perkembangan usaha tani yang berada
dalam rentang waktu siklus usaha tani.
Keadaan lapangan
juga perlu dipertimbangkan, misalnya dalam struktur wilayah perdesaan ada yang
pemukimananya tersebar dan ada yang terpusat.
Ada yang mudah diakses dengan menggunakan kendaraan roda dua atau roda
empat, dan ada yang hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki sehingga
mobilitasnya sangat sulit. Selain itu,
keadaan topografi (berbukit atau pegunungan).
4. Materi Penyuluhan
Materi penyuluhan
sangat menentukan terhadap jenis metoda penyuluhan pertanian yang akan
digunakan. Misalnya, penyuluhan tentang
intensifikasi pemanfaatan lahan pertanian sangat berbeda dengan penyuluhan
intensifikasi ayam buras, intensifikasi ternak potong, intensifikasi kedele
atau intensifikasi padi (inivasi teknis).
Berlainan pula dengan materi pembentukan poktan dan gapoktan (menyangkut
inovasi sosial) serta penyuluhan tentang perkreditan dan kontrak kerja (inovasi
ekonomi).
5. Sarana dan Biaya
Pertimbangan
sarana dan biaya didasarkan atas bagaimana ketersediaanya sarana yang akan
digunakan sebagai alat bantu dan alat peraga penyuluhan pertanian. Sebagai
contoh, disuatu daerah yang tidak ada listrik, tentunya sulit melakukan
penyuluhan dengan menggunakan OHP (over
head projector) atau menggunakan LCD/Komputer dan pemutaran film;
kecuali jika disediakan generator listrik.
Biaya diperlukan
untuk mendanai kegiatan, misalnya dari segi efisiensinya; kursus tani lebih
mahal daripada pertemuan umum, namun lebih murah daripada melakukan kunjungan
rumah atau usaha tani. Jadi ketersediaan
biaya akan sangat menentukan alternatif kombinasi pemilihan metoda penyuluhan
pertanian.
6. Kebijaksanaan Pemerintah
Penyuluhan pertanian
adalah bagian dari pembangunan pertanian, dan pembangunan pertanian merupakan
bagian dari pembangunan nasional yang dilaksanakan pemerintah bersama-sama
dengan seluruh rakyat Indonesia. Dengan
demikian, kegiatan penyuluhan pertanian harus sesuai dengan kebijaksanaan
pemerintah baik pemerintah pusat maupun daerah.
Misalnya, pada tahun 1997 digalakkan program pemerintah tentang
ketahanan pangan, dan tahun 2007 kita harus mengawal kebijakan pemerintah untuk
mencapai peningkatan 2 juta ton beras.
Artinya, gerakan tersebut dapat dengan cepat dilakukan oleh masyarakat
sasaran dengan dukungan dari aparat terkait di semua tingkatan.
C. Jenis-jenis Metode dan teknik penyuluhan pertanian
Jenis-jenis Metode dan
teknik penyuluhan pertanian yang dapat dilakukan dalam kegiatan penyuluhan
kepada sasaran dapat digunakan berbagai jenis Metode dan teknik penyuluhan
pertanian, yang disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan, sebagaimana yang
terdapat pada Gambar 2.
D. Rangkuman
Penggolongkan Metode dan teknik penyuluhan pertanian, berdasarkan
antara lain:
a.
teknik komunikasi.
b.
jumlah sasaran.
c.
indera penerima
Pemilihan metode penyuluhan berdasarkan pertimbangan:
a.
Karakteristik sasaran
b.
Karakteristik penyuluh
c.
Karakteristik daerah
d.
Materi penyuluhan pertanian
e.
Sarana dan biaya
f.
Kebijaksanaan pemerintah
BAB IV
PENERAPAN METODE DAN TEKNIK PENYULUHAN PERTANIAN
A. Penerapan
Dalam penerapan Metode dan teknik penyuluhan pertanian dapat dilakukan langkah-langkah : a)
identifikasi dan analisis data yang dari sasaran, penyuluh dan perlengkapannya,
keadaan daerah/wilayah dan kebijakan pembangunan, dilanjutkan dengan b) menetapkan alternatif
metode penyuluhan pertanian. Alternatif metode ini dapat didekati dengan
penggolongan berdasarkan jumlah sasaran yaitu secara pendekatan massal, kelompok maupun perorangan. Untuk faktor ini
juga tidak lepas dari pengalaman dan
masa kerja /tugas penyuluh c) menetapkan
Metode dan teknik penyuluhan pertanian.
Penyuluh baru dapat memikirkan metode yang cocok dengan kondisi keadaan lapangan dan sasaran.
Penetapan metode dapat satu jenis atau lebih / beberapa
metode. Bila metode yang akan diterapkan lebih dari satu maka perlu dilakukan pengulangan, urutan atau
kombinasi. Beberapa jenis metode yang dapat diterapkan antara lain :
1. Metode dan teknik penyuluhan pertanian Kunjungan ”Anjangsono”
Anjangsono atau kunjungan
merupakan kegiatan penyuluhan pertanian yang dilakukan secara langsung kepada
sasaran. Kunjungan dapat dilakukan ke tempat sasaran yaitu lahan usaha tani
atau ke rumah berupa pendekatan perorangan.
Selain itu, apabila penyuluh melakukan kunjungan pada kelompok tani
disebut pendekatan kelompok, dan jika penyuluh memberikan ceramah kepada
sasaran yang jumlahnya banyak dan heterogen, disebut pendekatan kelompok.
Kegiatan kunjungan secara
umum mempunyai tiga tujuan utama, yaitu: 1) mempengaruhi sikap sasaran, 2)
mengajarkan pengetahuan, dan 3) mengajarkan keterampilan.
Teknik penyuluhan yang
perlu diperhatikan pada saat melakukan kunjungan berupa: 1) persiapan
(penentuan isi pesan yang akan disampaikan, 2) pemilihan topik disesuaikan
dengan kondisi usaha tani, 3) penguasaan materi, dan 4) menentukan jadwal
kunjungan.
Selain itu, dalam
mendayagunakan teknik penyuluhan pertanian pada saat melakukan kunjungan kepada
sasaran perlu diciptakan suasana yang akrab dengan menjadikan sasaran sebagai
mitra, dan bukan sebagai objek. Pesan
disampaikan secara sistematis dan disertai dengan alat bantu yang memadai.
2. Metode dan teknik penyuluhan pertanian Demonstrasi
Demonstrasi merupakan Metode
dan teknik penyuluhan pertanian yang dilakukan dengan cara peragaan. Kegiatan demonstrasi dilakukan dengan maksud
agar memperlihatkan suatu inovasi baru kepada sasaran secara nyata atau
konkret. Melalui kegiatan demonstrasi
sasaran (audience) diajarkan
mengenai keterampilan, memperagakan cara kerja teknik-teknik baru termasuk
keunggulannya untuk menyempurnakan cara lama.
Dalam penyuluhan pertanian dikenal ada tiga macam
demonstrasi, yaitu 1) demonstrasi cara, dan 2) demonstrasi hasil
a. Demonstrasi cara
Demonstrasi ini
mempertunjukkan suatu cara kerja baru atau suatu cara lama tetapi dilakukan
dengan lebih baik, misalnya bagaimana cara menanam padi menurut sistem jajar
Legowo, cara melakukan vaksinasi, cara pembuatan pupuk organik (bokasi), dan
sebagainya.
Metode demonstrasi cara
tidak mempersoalkan mengenai hasilnya, tetapi bagaimana melakukan suatu cara
kerja. Yang perlu diingat bahwa
demonstrasi bukanlah suatu percobaan atau pengujian, tetapi suatu usaha
pendidikan atau percontohan.
Manfaat demonstrasi cara,
yaitu 1) efektif untuk mengajarkan keterampilan, 2) menumbuhkan kepercayaan
pada diri sendiri, 3) merangsang kegiatan, dan 4) mempunyai efek
publisitas. Sedangkan hambatannya, yaitu
1) tidak semua dapat didemonstrasikan, 2) memerlukan banyak persiapan, dan 3)
akan merugikan program penyuluhan apabila demonstrasi berjalan buruk.
b. Demonstrasi hasil
Demonstrasi untuk
memperlihatkan hasil yang diperoleh dari penerapan teknik baru, misalnya
demonstrasi pemupukan dengan dosis pupuk tertentu, adaptasi varitas tanaman
padi, dan sebagainya.
Metode demonstrasi hasil
memperlihatkan atau membuktikan pemanfaatan satu atau beberapa seri teknologi
yang dianjurkan. Selain itu, agak
memerlukan banyak waktu dan biasanya diperlukan perbandingan dan pencatatan.
Manfaat demonstrasi hasil, yaitu 1) mempecepat proses
adopsi, 2) memperoleh keterangan dan data yang nyata, dan 3) memberi pengalaman
kepada petugas sehingga memperbesar keyakinan atas tugasnya. Sedangkan hambatannya, yaitu 1) memerlukan
banyak persiapan, pelaksanaan dan pengawasan yang teliti, 2) biaya besar, 3)
sering gagal karena faktor agroklimat, dan d) dapat menimbulkan persaingan
tidak sehat.
Teknik demonstrasi yang
perlu diperhatikan antara lain:
1. Untuk demonstrasi cara, meliputi:
a) materi yang akan didemonstrasi, b) tempat demonstrasi sebaiknya mudah
dikunjugi oleh sasaran, c) kelengkapan alat dan bahan, d) lakukan
dialog/diskusi, dan e) siapkan materi dalam bentuk leaflet, brosur, dan
lain-lain.
2. Untuk demonstrasi hasil,
meliputi: a) siapkan bahan dan peralatan yang akan digunakan b) awal kegiatan
disaksikan oleh masyarakat, c) beri tanda yang jelas di lapangan mengenai
kegiatan, d) bantu petani-petani demonstrator untuk mencatat, e) kunjungan pada
demonstrator yang berhasil, f) umumkan hasilnya kepada masyarakat, dan g)
usahakan agar diadopsi oleh petani lainnya.
Sedangkan menurut bentuknya dikenal ada empat tingkatan
demonstrasi, yaitu:
a. Demonstrasi plot (demplot); demonstrasi usaha tani perorangan
dengan penerapan teknologi pertanian pada usaha tani kecil dengan
komoditi tertentu (tanaman pangan, perkebunan, ternak, ikan, dan penghijauan).
Luas lahan yg digunakan 0,1 ha.
Pembiayaannya berasal dari pemerintah atau pihak swasta yang bertujuan mempromosikan produk atau
teknologinya.
b. Demonstrasi farming
(demfarm); demonstrasi usaha tani dengan
penerapan teknologi pertanian
pada usaha tani yang dilakukan secara kelompok.
Luas lahan yang digunakan 1 - 5 ha.
c. Demonstrasi area
(dem-area); demonstrasi usaha tani gabungan kelompok dgn penerapan teknologi pertanian pd usaha
tani yg dilakukan secara kerja sama
antara kelompok dalam satu gabungan kelompok. Luas lahan yang digunakan 25 –
100 ha. Dem-area ini merupakan pola
dasar dari model intensifikasi khusus (INSUS)
d. Demonstrasi unit
(dem-unit); demonstrasi yg dilaksanakan
antar gabungan kelompok tani dalam suatu hamparan Wilayah Kerja Penyuluhan. Kegiatan utamanya
meliputi, produksi, pengolahan, penguasaan, dan pemasaran hasil pertanian,
menuju kepada pembangunan masyarakat perdesaan.
Demonstrasi pada dasarnya
merupakan tindak lanjut dari hasil pengujian suatu produk atau teknologi, yang
dianggap tepat diterapkan atau dikembangkan di suatu daerah tertentu.
Pembukaan awal dari penerapan teknologi di suatu tempat
yaitu demonstrasi plot (demplot). Contoh kegiatan demplot yang sering dilakukan
adalah demplot penggunaan agroinput (benih, pupuk, dan pestisida) pada budidaya
tanaman padi.
3. Metode dan Teknik Penyuluhan Pertanian Pameran
Pameran merupakan Metode
dan teknik penyuluhan pertanian dengan pendekatan massal. Sifat pengunjungnya heterogen, tidak terbatas
hanya pada petani tetapi juga orang yang bukan petani. Dalam pameran akan dijumpai berbagai macam visual aid yang digunakan secara
tunggal atau digabungkan.
Tujuan pameran pertanian,
yaitu: a) memperlihatkan fakta, dan memberi informasi kepada pengunjung, b)
memperlihatkan suatu cara, misalnya cara mengetahui benih yang baik, cara
memproses bibit dengan kultur jaringan, c) memajukan usaha, artinya mengajak
para pengunjung untuk ikut melaksanakan atau mencontoh apa yang dilihatnya, dan
d) memperkenalkan hasil-hasil usaha, memperlihatkan hasil yang dicapai dengan
kuantitas dan kualitas yang baik.
Agar pameran lebih menarik
dan lebih besar pengaruhnya terhadap perubahan kegiatan sasaran, artinya dapat
mengakibatkan perubahan yang baik dan terarah terhadap pengunjung, maka pameran
harus: a) menggugah hati, b) membangkitkan minat, dan c) mendorong untuk
mengadopsi.
Teknik Pelaksanaan Pameran
Ø
Pra
Pameran
1. Isi pesan hendaknya disesuaikan dengan daya nalar audiens
(yang mudah dimengerti masyarakat umum) menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti dan ukuran huruf mudah dibaca.
2. memilih bentuk kemasan yang merupakan sajian yang
dipandang mata tidak membosankan seperti foto, gambar, barang asli, sketsa,
bahan cetakan.
3. menentukan jumlah matari atau objek yang dipamerkan tidak
terlalu banyak sehingga memperindah pemandangan.
4. mempersiapkan penyajian :
a. memilih penjaga pameran yang mnguasai isi pesan dan
menarik perhatian
b. pemilihan waktu yang tepat, diselenggarakan bersamaan
dengan kegiatan lain yang memang mampu mengundang banyak orang (bersamaan
dengan hari-hari besar)
c. penyampaian informasi, menyebarkan informasi akan ada
pameran melalui media yang tersedia.
Ø
Pelaksanaan
Pameran
Saat pameran berlangsung menitik beratkan bagaimana
pameran disajikan antara lain :
1. gunakan daya tarik pada papan nama pengenal dengan
gerakan lampu berwarna.
2. mengatur ruangan untuk pengunjung sedemikian rupa agar
menarik perhatian.
3. menata objek dengan dekorasi yang sedap dipandang.
4. mengadakan perlombaan berhadiah untuk menarik pengunjung
5. penjaga pameran hendaknya tidak sering meninggalkan
tempat agar dapat / mampu memberi penjelasan setiap saat dibantu dengan
membagikan selebaran.
6. mencatat saran-saran pengunjung untuk dijadikan bahan
penyempurnaan pameran.
Ø
Pasca
Pameran
Untuk pasca pameran perlu ada metode lain yang digunakan
karena pameran berfungsi untuk menarik perhatian. Yang perlu dilakukan yaitu
menganalisis efektifitas pameran, hal ini bisa didekati dari analisis
saran-saran pengunjung, pertanyaan dan permintaan serta hasil transaksi yang
diperoleh.
4. Sekolah Lapang (SL)
Untuk menjelaskan pengetian dan tujuan Sekolah Lapngan,
digunakan dari ruang lingkup SLUBA sebagai contoh :
a. SL.UBA adalah suatu proses diklat untuk petani yang
terhimpun dalam kelompok tabi di lapangan bersama Pemandu lapangan (PL) untuk
meningkatkan pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan penghayatan tentang
pengelolaan usaha tani yang berorientasi agribisnis melalui diklat PL.I dan
diklat petani dengan azas latihan Partnership,
yang mendapatkan dukungan dari aparat terkait semua tingkatan.
b. PL (Pemandu Lapangan) adalah mitra akrab para petani
maupun petugas an pemimpin formal dalam masyaraakat, yang memiliki kemampuan
memandu proses petani dalam kelompok tani.
c. Laboratorium
Agribisnis (LARIS)
Laris
adalah wahana belajar petani bersama petugas untuk mengembangkan kemampuan
pengambilan keputusan, memanfaatkan peluang ekonomi, dan mengelolah usaha tani
yang berorientasi agribisnis dalam situasi usahatani yang nyata, selam satu
siklus usaha, yang menggambarkan adanya kelengkapan seluruh sub system
agribisnis. Pelaku utama adalah petani yang terhimpun dalam kelompok tani,
unsure penunjuang agribisnis serta proses agribisnis
d. Kelompok
Petani = adalah kumpulan petani yang
didirikan oleh petani berdasarkan
keserasian, memiliki tata tertib hasil kesepakatan anggota, menyelenggarakan
kegiatan berdasarkan musyawarah anggota dan dipimpin seorang ketua hasil
pilihan anggota
e. Tujuan
SL.UBA
Tujuan
utama SL.UBA adalah mendidik petani menjadi ahli dan mampu mengelolah usaha
taninya dengan menggunakn prinsip agribisnis dan mampu memandu petani lainnya
dalam kegiatan SL.UBA Swadaya.
Tujuan
Khusus SL.UBA adalah
- Petani dapat menerapkan 5 prinsip usaha tani berorientasi agribisnis sehingga produktivitas dan pendapatannya naik. Lima Prinsip UBA itu adalah:
a) Pola usaha tani sesuai dengan agro-ekosistem
b) Usahatani
yang insentif
c) Usahatani
yang lestari (sustainable )
d) Usaha
ani sebagai usaha bisnis
e) Usahatani
yang menjamin peningkatan pendapatan
- Kelas kemampuan petani meningkat, yang ditunjukkan oleh dinamika internalnya melalui fungsi kelompok sebagai
a)
Kelas Belajar
b) Wahana
kerja sama
c) Juru
dan produksi
d) Organisasi
kegiatan bersama
e) Persatuan
swadaya dan swadana petani
f. Ciri-ciri dan Azas
Proses Berlatih Melatih SL.UBA
Sekolah lapangan Usahatani berorientasi Agribisnis
mempunyai 12 ciri-ciri sebagai berikut :
1)
Pola diklat kemitraan antara
petani dengan penyuluh pertanian sebagai pemandu proses belajarnya.
2)
Perencanaan bersama di
kelompok
3)
Keputusan bersama dari anggota
kelompok
4)
Cara belajar lewat pengalaman
5)
Melakukan sendiri
6)
Mengalami sendiri
7)
Menemukan sendiri
8) Teori dan praktek di lapangan pada usaha tani
9) Sarana belajar ada dalam usaha tani
10)
Latihan selama satu siklus
usaha
11)
Kurikulum diklatnya rinci dan
terpadu
12)
Petani menjadi ahli wirausaha
Azas-azas dalam proses diklat berlatih-melatih yang dapat
dijelaskan di bawah ini sebagai berikut:
1) Kemitraan antara petani dan petugas pemandu lapangan
2) Pengalaman nyata dalam situasi nyata usahatani
3) Kebersamaan
dalam kelompok tani
4) Partisipasi
yaitu petani terlibat dalam mengambil keputusan dan bertanggung jawab dalam
melaksanakannya.
5) Keswadayaan
= mengutamakan kemandirian petani
6) Keseimbangan
= adanya jaminan arus penyampaian teknologi secara utuh, langsung dan segera
kepada petani
7) Manfaat = sesuai dengan kebutuhan yang dirasakan oleh
petani
8) Kesesuaian
dengan level (tingkat) petani
9) Lakolitas yaitu bersifat spesifik lokalitas
10) Keterpaduan yaitu adanya kekompakan tim penyelenggara dan
integritas materi
g. Tahapan Pelaksanaan SL.UBA
Untuk menguraikan tahapan-tahapan pelaksanaan SL.UBA
berikut ini akan disajikan secara singkat tahapan pelaksanaan dalam bentuk
siklus mulai dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan sampai pada tahap
penyebarluasan yang meliputi sebelas tahapan sebagai berikut:
1) Analisa
Agroekosistem dan kebutuhan petani
2) Penetapan
pket teknologi
3) Penyusunan rancana SL.UBA
4) Diklat
Pemandu Lapangan I
5) Diklat
Pemandu Lapangan II
6) Diklat
Orientasi Petugas Teknik
7) Lokakarya
pengembangan
8) Diklat petani pemandu
9)
Field
Day
10) Evaluasi
11) Penyebarluasan hasil SL.UBA, antara lain melalui :
a)
Pola magang kontak tani
b) Sekolah
Lapangan Swadaya
c) Kursus
tani
5. Pertemuan Petani
Salah
satu tugas yang menjadi tanggungjawab setiap penyuluh adalah mengkomunikasikan
inovasi dalam arti mengubah perilaku sasaran agar tahu, mau dan mampu
menerapkan inovasi demi peningkatan kesejahteraan hidupnya.
Dalam hubungan ini, perlu diingat
bahwa sasaran penyuluhan sangatlah beragam. Baik beragam mengenai karakteristik
individunya, beragam lingkungan fisik dan sosialnya, dan beragam pula
kebutuhan-kebutuhannya, motivasi serta tujuan yang diinginkannya. Dengan
demikian, tepatlah kita menyimpulkan bahwa tidak ada satupun metode yang selalu
efektif untuk diterapkan dalam setiap kegiatan penyuluhan tetapi tergantung
dari situasi dan kondisi serta materi yang akan disuluhkan sehingga dalam
penggunaan Metode dan teknik penyuluhan pertanian sebaiknya menerapkan beragam
metode sekaligus yang saling menunjang dan melengkapi.
Karena itu di dalam setiap
pelaksanaan penyuluhan, setiap penyuluh harus mampu dan memahami dalam
melakukan pemilihan Metode dan teknik penyuluhan pertanian yang paling baik
sebagai suatu ”cara yang terpilih”
untuk tercapainya tujuan penyuluhan yang dilaksanakan.
6.
Temu Wicara
Pertemuan dan dialog dua arah antara
petani atau kontak tani dengan pejabat pemerintah dengan bahasan kebijaksanaan
pemerintah dalam pembangunan pertanian dan kehutanan serta ide, gagasan,
laporan dan usulan petani kepada pemerintah.
Terbukanya dialog interaktif antara
pemerintah dan petani dalam temuwicara sangat besar manfaatnya bagi kedua belah
pihak khusunya bagi peningkatan peranserta aktif petani dalam pembangunan.
Selanjutnya
pemerintah menindaklanjuti hasil temu wicara ini dengan sebaik-baiknya.
Temu
wicara petani dengan presidennya banyak dilakukan pada masa pemerintahan orde
baru, dan kini lebih banyak temu wicara dilakukan pada waktu kunjungan kerja pejabat pusat khusunya
Menteri baik melalui tatap muka secara langsung maupun melalui tele conference sebagai temu wicara
jarak jauh.
Metoda
penyuluhan temu wicara ke depan seyogyanya dapat lebih ditingkatkan frekuensi
dan mutunya pada tiap tingkatan pejabat daerah.
Teknik Temu
Wicara
a.
Pra pertemuan perlu
disiapkan/dilakukan pada penumbuhan pemrakarsa temu wicara yaitu penentuan
pokok bahasan secara tepat, bimbingan teknik penyampaian pesan kepada para
petani nelayan, penyampaian undangan yang tepat waktu dan tepat sasaran,
pembagian tugas secara cermat, pemilihan tempat dan penataan ruangan, penyiapan
rambu-rambu dan penyiapan ptunjuk bagi peserta.
b. Pada
saat pertemuan dilakukan pemasangan atau penempatan rambu-rambu secara tepat
dan siapkan pimpinan sidang sebagai pengatur waktu dan pengambil kesimpulan
serta dapat menyampaikan pesan secara lisan dengan secara sebaik-baiknya.
c. Pada
pasca pertemuan dilakukan pendekatan langsung kepada para petani nelayan
peserta temu wicara untuk meningkatkan motifasi, pengetahuan dan keterampilan
serta kemampuan untuk mencoba teknologi usaha tani yang dianjurkan.
7.
Temu Bisnis – Temu Usaha
Seperti halnya temu wicara, temu
bisnis, atau temu usaha adalah pertemuan antara petani atau kontak tani dengan
para pengusaha, baik pengusaha Agroindustri di segmen hulu (pengusaha banih,
pupuk, obat dan alsintan) maupun para pengusaha pengolahan produk primer dan
pengusaha di segment pemasaran.
Pertemuan ini
dilakukan agar terjadi dialog dua arah antara petani dan pengusaha untuk
membahas permasalahan yang dihadapi petani maupun pengusaha serta mencari
solusi alternatif terbaik secara bersama-sama dan saling memahami dalam
kemitra-setaraan.
Penyelenggaraan
temu bisnis atau temu usaha harus dipandang sebagai bagian dari upaya membangun
sistem agribisnis dan sylvoagribisnis
dengan mengintegrasikan secara vertikal kegiatan hulu sampai pemasaran,
sehingga petani mendapatkan nilai tambah (added value) dan mampu mendongkrak peningkatan pendapatan serta
kesejahteraan keluarganya.
Keberadaan
pengusaha yang memiliki sense of
business lebih tinggi dari pada petani dan jajaran birokrasi dalam temu
usaha atau temu bisnis yang diselenggarakan harus dipandang sebagai mitra
petani dan harus dijauhkan dari anggapan bahwa pengusaha sebagai lawan petani;
sehingga petani dapat didampingi untuk hal-hal berikut :
1.
Pemilihan komoditas yang
memiliki keunggulan pasar daripada komoditas konvensional yang diusahakan
petani
2. Perencanaan
usaha agribisnis yang lebih layak dan memberikan margin yang lebih besar kepada
petani
3. Perencanaan produksi produk primer baik secara
kuantitatif maupun kualitatif sesuai permintaan pasar
4. Perencanaan kemitraan dengan prinsip saling menguntungkan
kedua belah pihak secara berkesinambungan dan berkelanjutan.
Upaya pendampingan petani dalam temu usaha atau temu
bisnis ini seringkali tidak mudah dilakukan karena alur fikir dan persepsi yang
berbeda dari kedua belah pihak yang tidak jarang menjurus kepada kecurigaan
akan terjadinya saling mengeksploitasi antara pengusaha dan petani.
Penyuluh dan aparatur pemerintah penyelenggara temu usaha
bertindak lugas dan arif untuk menengahi dan memberikan pengertian yang benar
ikhwal hal ini. Kesulitan pengusaha terutama eksportir atas kesinambungan
ekspor produk yang telah distandarisasi serta kesempitan dan keterbatasan
petani dalam banyak hal harus secara bersama dipertimbangkan dalam membangun
sistem agribisnis .
Teknik
penyelenggaraan Temu usaha
a) Pada
pra pertemuan menumbuhan pemrakarsa Temu Usaha, menentukan pokok bahasan secara
tepat, bimbingan penyiapan data dan informasi, bimbingan peningkatan peran
serta petani-nelayan dalam pameran yang berkaitan dengan acara hari-hari besar,
bimbingan teknik penyampaian pesan secara lisan, pembagian tugas
sebaik-baiknya, penyampaian undangan dalam waktu yang tepat, pemilihan tempat
yang tepat, penataan ruangan yang menimbulkan kenyamanan, dan penyiapan
rambu-rambu.
b) Pada saat pertemuan
dilakukan pemasangan rambu-rambu yang tepat, pendayagunaan moderator
seoptimal-optimalnya, pendayagunaan teknik penyampaian pesan secara lisan dan
penyusunan perumusan kesepakatan sebaik-baiknya.
c) Pada
pasca pertemuan mengadakan monitoring pelaksanaan kesepakatan Temu usaha secara
reguler,membantu memecahkan masalah yang timbul dalam pelaksanaan temu usaha
dan rnengaidakan evafuasi terhadap tindak lanjut kesepakatan Temu usaha.
8. Temu Karya – Temu Hasil
Temu karya atau temu hasil adalah
pertemuan antara petani atau kelompok tani dengan petani dan kelompok tani lain
untuk saling tukar menukar informasi ikhwal hasil karya masing-masing petani.
Temu
karya atau temu hasil di masa lampau, lebih banyak menekankan pada pameran
keunggulan hasil teknologi budidaya anjuran yang dilaksanakan petani namun
melupakan kelemahan prinsipel pada aspek pengolahan produk primer dan
pemasaran. Sehingga temu karya di masa lampau memang berhasil mendifusikan
inovasi teknologi kepada petani lain, namun gagal meningkatkan pendapatan yang
menjadi tujuan penyuluhan oleh selalu terjadinya gejolak harga di pasaran. Temu
karya dapat ditindaklanjuti dengan kegiatan magang petani yang dianggap telah
lebih berhasil.
Teknik Temu
Karya
Teknik
penyelenggaraan Temu karya
a) Pada
pra pertemuan menumbuhan pemrakarsa Temu karya, memotifasi petani yang
berprestasi untuk menjadi salah seorang pembicara dalam temu karya, membimbing
para petani calon pembicara mengenai bentuk penulisan pokok bahasan secara
tepat, dan teknik penyampaian secara lisan, berperan aktif sebagai penghubung
antara pemrakarsa dengan penyelenggara temu karya, pembagian tugas
sebaik-baiknya, menumbuhkan iklim yang mendukung penyelenggara untuk bekerja
lebih aktif sesuai dengan tugasnya masing-masing.
b) Pada saat pertemuan
dilakukan pemasangan rambu-rambu yang tepat, pendayagunaan peran pimpinan
sidang seoptimal-optimalnya terutama dalam pengaturan waktu, dan teknik
penyampaian pesan secara lisan dengan sebaik-baiknya oleh para pembicara,
mendayagunakan dialok serta melengkapi informasi secara lisan dengan peragaan
dan pembagian makalah pokok bahasan.
c) Pada
pasca pertemuan mengadakan bimbingan kepada petani nelayan dalam penerapan
teknologi yang dipelajari dalam temu karya.
9. Temu Lapangan
Temu Lapangan
adalah pertemuan antara petani–nelayan dengan peneliti untuk saling tukar
menukar informasi tentang teknologi yang dihasilkan oleh peneliti dan umpan
balik dari petani.
Ada beberapa tujuan yang ingin
dicapai dalam kegiatan temu lapangan yaitu :
1. Membuka
kesempatan bagi petani untuk mendapatkan informasi mengenai teknologi hasil
penelitian
2. Membuka kesempatan bagi para peneliti untuk mendapatkan
umpan balik dari hasil – hasil penelitian.
3. Menyalurkan teknologi dikalangan petani secara cepat.
4. Menjalin hubungan yang akrab antara peneliti, penyuluh
dan petani.
Temu Lapangan dapat dilaksanakan di dalam ruangan atau di
lapangan yang khusus dipersiapkan sesuai dengan materi yang akan dibahas. Penyelenggaranya adalah petugas pertanian,
para peneliti atau petugas lain bahkan juga petani yang ditunjuk oleh instansi
pertanian.
Peserta temu lapangan
adalah petani yang mampu mengemukakan gagasan atau masalah dan mempunyai
keahlian sesuai dengan materi yang dibahas, dan petugas peneliti yang menguasai
dan bertanggung jawab dalam materi yang akan dibahas.
Dalam pelaksanaan temu
lapang, diperlukan pimpinan sidang atau moderator, pembicara, narasumber dan
penulis. Moderator sebaiknya kontak tani
yang ditunjuk oleh peserta, kemudian pembicara ialah peneliti yang akan
mengemukakan materi bahasan dan narasumber ialah peneliti lain yang menegtahui
atau menguasai materi yang akan dibahas sedangkan penulis adalah salah seorang
peserta atau penyelenggara.
10. Mimbar Sarasehan
Mimbar sarasehan merupakan forum konsultasi antara wakil
para petani beserta keluarganya/KTNA (Kontak Tani Nelayan Andalan) dengan pihak
pemerintah yang diselenggarakan secara periodik dan berkesinambungan untuk
membicarakan, memusyawarahkan dan mencapai kesepakatan mengenai hal-hal yang
menyangkut masalah-masalah pelaksanaan program pemerintah dan kegiatan
petani-nelayan dalam rangka pembangunan pertanian.
Tujuan Mimbar Sarasehan adalah (1) memahami keadaan dan
masalah-masalah yang dihadapi dalam pembangunan pertanian di lapangan, baik
oleh pihak petani-nelayan maupun oleh pejabat pemerintah, (2) mencapai
kesepakatan bersama tentang pemecahan masalah-masalah beserta penyusunan
rencana kegiatan yang mencakup usahatani nelayan dan kehidupan petani-nelayan beserta
keluarganya, (3) melaksanakan penerapan kegiatan di lapangan sesuai dengan
kesepakatan bersama, (4) meningkatkan peranan dan peranserta petani-nelayan
sebagai subjek pembangunan dan (5) mewujudkan hubungan timbal balik yang serasi
antara kontaktani-nelayan dan pemerintah dalam pelaksanaan dan pengawasan
pembangunan pertanian untuk memperbaiki perencanaan masa yang akan datang.
Beberapa pengertian yang perlu diketahui dalam kegiatan
mimbar sarasehan:
1. KTNA (Kontak Tani-Nelayan Andalan) adalah kontak tani
nelayan yang ditetapkan oleh para petani-nelayan berdasarkan musyawarah
diantara mereka dan dianggap dapat membawakan aspirasi petani-nelayan, wanita
tani-nelayan dan taruna tani-nelayan di daerahnya.
2. Ahli andalan adalah tokoh masyarakat yang mempunyai
keahlian / pengalaman di suatu bidang usaha tani nelayan
3. Kelompok andalan adalah kelompok yang terdiri dari
sejumlah kontak tani-nelayan andalan dan beberapa ahli andalan yang dikukuhkan
pemerintah
4. Penasehat Mimbar Sarasehan Orang-orang yang merupakan
ketua organisasi profesi lingkup pertanian antara lain:
a. HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia)
b. HNSI (Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia)
c. Organisasi profesi lainnya sesuai dengan tingkat wilayah
kerja penyuluhan mereka sebagai penasihat mimbar sarasehan misalnya: tingkat
nasional, tingkat I/propinsi, tingkat II/kabupaten/kota dan tingkat kecamatan.
5. Kesepakatan
Mimbar Sarasehan
Kesepakatan
Mimbar Sarasehan ialah keputusan yang disepakati antara kelompok andalan dengan
pemerintah mengenai sesuatu pemecahan masalah. Kesepakatan dirumuskan secara
tertulis oleh panitera mimbar sarasehan dan disahkan oleh kedua belah pihak
untuk dilaksanakan oleh pihak-pihak yang bersepakat sesuai tugas, hak, wewenang
dan tanggung jawab masing-masing
6. Panitera
Mimbar Sarasehan
Panitera tetap mimbar sarasehan ialah pejabat pertanian
yang melayani kegiatan mimbar sarasehan dan sebagai pembina kelompok andalan.
a)
Di BPP --- Salah seorang
penyuluh BPP
b) Di
Kab/ Kodya --- Salah seorang kepala seksi dari dinas Tkt-I
c) Tingkat
Propinsi --- Salah satu kepala dinas yang ditetapkan Pemda Tkt-I
d) Tingkat Nasional---Kepala Pusat Pembinaan penyuluh
pertanian
Peserta
Mimbar Sarasehan adalah:
1. Kelompok
andalan
2. KTNA
yang dianggap perlu memberi masukan
3. Panitera
tetap
4. Pejabat
Pemda
5. Penasehat
Mimbar Sarasehan
6. Pejabat
yang berkaitan pokok bahasan
Langkah-Langkah
Pelaksanaan
1. Persiapan
Panitera tetap
-
Menghimpun materi Mimbar
Sarasehan
-
Menyusun acara Sarasehan
-
Penyebaran undangan (Sebaiknya
2 minggu sebelum pelaksanaan)
2. Pelaksanaan
Sarasehan
Pembagian
Tugas:
1. Pimpinan
Sidang – Seorang KTNA
2. Pembicara
– Yang menyampaikan masalah
3. Sekertaris
– Dari Panitera
4. Pembicara bisa lebih dari satu orang
5. Ketua dan sekertaris merumuskan kesepakatan bersama
peserta yang menguasai masalah.
6. Acara sesuai agenda yang telah disahkan peserta mimbar
sarasehan
3. Penentuan pokok bahasan dalam Mimbar Sarasehan
Pokok bahasan dalam suatu mimbar sarasehan dapat berupa:
· Pokok bahasan bisa kebijaksanaan baru pemerintah
· Umpan balik dari implementasi kebijaksanaan pemerintah
· Inovasi baru yang berpengaruh luas pada usahatani maupun
masyarakat luas
· Pokok bahasan yang sangat mendesak dibahas
Cara-cara penentuan pokok bahasan adalah:
· Berdasarkan usulan dari pihak Kontaktani-Nelayan Andalan,
menurut kepentingan mereka
· Berdasarkan usulan pihak pemerintah yang dikaitkan dengan
proses percepatan program pembangunan pertanian
4. Hasil
Mimbar Sarasehan
Secara umum, hasil dari suatu mimbar sarasehan adalah:
a. Bertambahnya pengertian dan pemahaman terhadap masalah
yang dibahas
b. Rumusan kesepakatan
c. Rumusan masalah yang belum dipecahkan
d. Rumusan masalah yang tidak dipecahkan
5. Pelaporan
dan Penyebarluasan Hasil Sarasehan
Setelah
acara berakhir, panitera tetap berkewajiban menyusun laporan pelaksanaan dan
menyebarkan hasil kesepakatan secara tertulis, kepada seluruh kontaktani
nelayan dan seluruh dinas, instansi, lembaga, organisasi profesi peserta mimbar
sarasehan. Masalah yang tidak terpecahkan perlu disampaikan secara terpisah
kepada instansi, dinas dan lembaga pemerintah satu tingkat diatasnya yang
berhubungan dengan masalah tersebut. Bila masalah telah dapat dipecahkan, maka
panitera tetap perlu menyampaikannya pada acara mimbar sarasehan berikutnya.
Satu hal yang harus diperhatikan
oleh setiap penyuluh sebelum menerapkan sustu metode penyuluhan adalah ia perlu
memahami prinsip-prinsip metode penyuluhan yang dapat dijadikan sebagai bahan
dasar untuk memilih metode penyuluhan yang tepat.
Ada beberapa prinsip metode
penyuluhan yang dapat digunakan, yaitu 1) Pengembangan untuk berpikir kreatif,
2) tempat yang paling baik adalah di tempat kegiatan sasaran, 3) setiap
individu terkait dengan lingkungan sosialnya, 4) ciptakan hubungan yang akrab
dengan sasaran, dan 5) memberikan sesuatu untuk terjadinya perubahan.
11.
Kursus Tani
Kursus tani adalah kegiatan belajar
dan mengajar bagi para petani dalam waktu tertentu dengan tujuan meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan petani.
Tujuan diadakannya kursus tani
adalah: 1) membekali pengetahuan, 2) meningkatkan keterampilan, 3) menumbuhkan
sikap positif, dan 4) mengembang-kan sikap kepemimpinan petani.
Pelaksanaan kegiatan kursus tani perlu
dipersiapkan dengan baik terutama menyangkut kondisi sosial, ekonomi dan budaya
sasaran yang akan dijadikan sebagai peserta kursus, perencanaan dan konsultasi
dengan pemerintah daerah. Kegiatan
kursus perlu menggunakan lebih dari satu jenis metode. Jumlah peserta yang
mengikuti kursus tani berkisar antara 20 – 30 orang, dan waktu pelaksanaannya
disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai.
Setelah kegiatan kursus berlangsung perlu dilakukan bimbingan lanjutan,
hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana pelaksanaan kursus tani
memberikan manfaat bagi pesertanya.
Kursus tani bermanfaat untuk; 1)
efektif untuk menyebarkan pengetahuan dan keterampilan secara mendalam dan
sistematis, 2) mendorong tumbuhnya kepemimpinan petani, 3) mempercepat proses
adopsi serta 4) lulusan bisa dijadikan sebagai kader dalam penumbuhan kelompok
tani.
Hambatan yang mungkin timbul dalam
kegiatan kursus tani antara lain: 1) metode ini memerlukan biaya yang relatif
banyak dan dalam pelaksanaannya harus tepat dan cermat, 2) minimnya sarana dan
prasarana sering menjadikan gagalnya mencapai tujuan, 3) daya tampung peserta
relatif sedikit dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan.
Teknik
Pelaksanaan Kursus tani
Persiapan
:
-
Meniliti
keaadaan petani (tradisi, norma)
-
Menganalisis
masalah dan kebutuhan kursus
-
Menyiapkan
rencana kursus
-
Konsultasi
dengan kontak tani dan pemerintah daerah
Pelaksanaan
-
Mengorganisasikan
petani
-
Jumlah
peserta 20 -30 orang lamanya tergantung materi
-
Waktunya seminggu
sekali (sesuai kebutuhan)
-
Materi yang
praktis dan langsung dapat memecahkan masalah
-
Gunakan alat
peraga
-
Digabung
dengan metode lain (demonstrasi, widya wisata)
-
Diberi
sertifikat dan penghargaan kepada yang berprestasi
Evaluasi
kursus
-
Dilakukan
selama atau diakhir kursus dan dilapangan
-
Tujuan untuk
menilai keefektifitas dari kursus tani
-
Indikatornya
: Kemampuan mengingat, keterampilan dan sikap
V. ANALISIS
METODE PENYULUHAN PERTANIAN
A. Analisis
Metode penyuluhan
pertanian dalam kegiatan penyuluhan disesuaikan dengan pendekatan yang
akan digunakan apakah pendekatan massal, kelompok maupun perorangan. Setelah
penyuluh dapat menentukan pendekatan dan jumlah sasaran, langkah selanjutnya
melakukan analisis dari satu atau beberapa metode penyuluhan pertanian yang
ada. Hasil analisa tersebut dapat diggunakan sebagai dasar memilih beberapa
metode penyuluhan yang akan diggunakan di lapangan. Metode
analisis penyuluhan pertanian pada dasarnya merupakan suatu teknik sistematik
untuk mempelajari dan menganalisis satu metode atau beberapa metode penyuluhan
pertanian. Analisis merupakan suatu alat untuk mengobservasi dan menilai secara
obyektif metode penyuluhan pertanian yang dipilih.
Tujuan dari analisis metode penyuluhan pertanian ini
antara lain :
a. Dapat
menjelaskan metode penyuluhan pertanian secara lengkap dari hasil analisa
b. Dapat
menggambarkan metode penyuluhan pertanian yang ideal untuk diterapkan
c. Dapat
dijadikan acuan dasar dengan memperhatikan kendala, hambatan, permasalahan,
potensi dan kelebihan dengan memperhatikan sumber daya yang ada untuk metode
penyuluhan pertanian yang akan diterapkan
d. Dapat
memberikan informasi obyektif metode penyuluhan pertanian yang ideal dan tepat
diggunakan sesuai dengan spesifik lokasi
e. Dapat
dijadikan dasar keyakinan bagi penyuluh dan sasaran terhadap metode penyuluhan
yang diterapkan
Beberapa
cara menganalisa metode penyuluhan pertanian yang akan diterapkan antara lain :
Analisa Tanya jawab (interviews
anaysis), Analisa Kuesioner (questionnaires
anaysis), Analisa Observasi observation
anaysis, dan Analisa Pengamatan Dokumen (document survey analysis).
1. Analisa Tanya
jawab (Interviews anaysis)
Analisa
tanya jawab merupakan analisis berdasar pertanyaan kepada sasaran secara
bertatap muka langsung, beberapa hal pokok dan penting antara lain :
a. Bagaimana metode penyuluhan pertanian itu digunakan.
b. Kesesuaian metode penyuluhan pertanian dan kebutuhan
sasaran apabila diggunakan
c. Kesiapan sumber daya yang ada berupa (SDM, sumber daya
alat, bahan, tempat dan waktu)
d. Kapan metode tersebut baik digunakan
e. Menggali penjelasan atau pandangan dari sasaran secara
rinci
f. Membuat ikhtisar jawaban pertanyaan
g. Membuat kesimpulan jawaban pertanyaan
Kelebihan
Analisa Tanya jawab
a. Pewawancara dapat mengukur respon melalui pertanyaan dan
menyesuaikannya sesuai situasi yang terjadi
b. Dapat menggali permasalahan yang tidak terstruktur lebih
dalam karena lebih fleksibel dalam berkomunikasi dengan sasaran
c. Menunjukkan
kesan interviewer secara pribadi
d. Memunculkan
respons yang tinggi sejak penyusunan metode penyuluhan pertanian secara partisipatif
Kekurangan
Analisa Tanya jawab
a. Membutuhkan
waktu dan biaya yang tidak sedikit
b. Membutuhkan
pengalaman khusus dari pewawancara
c. Sulit
membandingkan laporan wawancara karena subyektivitas alamiah
2. Analisa
Kuesioner (Questionnaires analysis)
Analisa
kuisioner merupakan analisis berdasar pertanyaan kepada sasaran secara tertulis
dan terstruktur, beberapa hal pokok dan penting dalam analisa ini antara lain :
a.
Bagaimana metode itu digunakan
b.
Kesesuaian metode penyuluhan
pertanian dan kebutuhan sasaran apabila diggunakan
c.
Kesiapan sumber daya yang ada
berupa (SDM, sumber daya alat, bahan, tempat dan waktu
d.
Kapan metode tersebut baik
digunakan
e.
Mendisain dengan menggunakan
standar kuesioner
f. Kuesioner dikirimkan ke sasaran
g. Hasil respon sasaran diringkas dalam statistik distribusi
h. Menyimpulkan hasil kuisoner
Kelebihan
Analisa Kuesioner
a. Murah dan cepat dari pada interviews.
b. Tidak membutuhkan pewawancara yang terlatih
c. Mudah untuk mensintesis hasil sejak pembuatan kuesioner.
d. Dapat
meminimalkan biaya
Kekurangan
Analisa Kuesioner
a. Tidak
dapat membuat pertanyaan yang spesifik bagi sasaran dalam jumlah banyak
b. Analis
menghasilkan kesan secara umum sehingga tidak dapat mengakomodir pendapat
pribadi
c. Jenis
pertanyaan terbatas dan sederhana
d. Membutuhkan
wawasan yang luas dari sasaran dalam menjawab pertanyaan
3. Analisa
Observasi (Observation analysis)
Analisa
observasi merupakan analisis berdasar pengamatan secara langsung metode
penyuluhan pertanian yang sedang atau telah diggunakan, beberapa hal pokok dan
penting dalam analisa ini antara lain :
a. Bagaimana jalannya metode penyuluhan pertanian tersebut
saat digunakan
b. Secara
pribadi seorang analis mengunjungi lokasi pengamatan
c. Analis
merekam kejadian dan dinamika dalam lokasi pengamatan dengan cara tertulis,
rekaman audio, audio visual maupun foto
d. Hasil
pengamatan disusun dalam alur pelaksanaan atau kronologis kegiatan dan respon
sasaran
e. Menyimpulkan hasil pengamatan
Kelebihan
Analisa Observasi
a. Mendapatkan fakta
sesungguhnya daripada pendapat (opinion)
b. Tidak
membutuhkan konstruksi pertanyaan.
c. Tidak
menganggu atau menyembunyikan sesuatu (sasaran tidak mengetahui bahwa mereka
sedang diamati).
d. Analis tidak bergantung pada penjelasan lisan dari
sasaran
Kekurangan
Analisa Observasi
a. Jika
terlalu mencolok dalam pengamatan, sasaran merasa diamati sehingga tidak
diperoleh fakta sebenarnya
b. Dalam
jangka panjang, fakta yang diperoleh dalam satu observasi mungkin tidak tepat (representative) dalam kondisi harian
atau mingguan
c. Membutuhkan
pengalaman dan keahlian khusus dari analis
4. Analisa Pengamatan Dokumen (Document
Survey Analysis)
Analisa Pengamatan dokumen merupakan analisis berdasar
dokumentasi yang ada berupa data administrasi yang dimiliki (daftar hadir,
laporan kegiatan, bachard kegiatan, aktivitas kegiatan, video, foto, rekaman
suara dan dokumen lainya, beberapa hal pokok dan penting dalam analisa ini
antara lain :
a. Bagaimana hasil dokumentasi metode penyuluhan pertanian
itu digunakan
b. Mengidentifikasikan dokumen utama dan laporan
c. Mengumpulkan salinan dokumen aktual dan laporan
d. Membuat penandaan (coding)
setiap dokumen atau laporan yang digunakan
e. Hasil pengamatan dokumen disusun dalam alur pelaksanaan
atau kronologis kegiatan dan respon sasaran
f. Menyimpulkan hasil pengamatan
Kelebihan
Analisa Pengamatan Dokumen
a. Data
yang diperoleh lebih obyektif
b. Mendapatkan fakta
sesungguhnya daripada pendapat (opinion)
c. Tidak membutuhkan konstruksi pertanyaan
d. Tidak menganggu atau menyembunyikan sesuatu (sasaran
tidak mengetahui bahwa mereka sedang diamati)
e. Analis tidak bergantung pada penjelasan lisan dari
sasaran
Kekurangan Analisa Pengamatan Dokumen
a. Membutuhkan waktu yang cukup banyak mengumpulkan dokumen
yang diperlukan
b. Tidak dapat dijalankan apabila tidak tersedia dokumentasi
dan data yang cukup
c. Membutuhkan pengalaman dan keahlian khusus dari analis
B. Rangkuman
Analisis
penyuluhan pertanian pada dasarnya merupakan suatu teknik sistematik untuk
mempelajari dan menganalisis satu metode atau beberapa metode penyuluhan
pertanian. Metode penyuluhan pertanian
yang akan diterapkan antara lain: Analisis Tanya jawab (interviews anaysis), Analisa Kuesioner (questionnaires anaysis), Analisa Observasi observation anaysis, dan Analisa
Pengamatan Dokumen (document survey
analysis).
DAFTAR PUSTAKA
Ban, van den, A.W. dan Hawkins, A.S.
Penyuluhan Pertanian, Kanisius, Yogyakarta.
Kartasapoetra, A.G., 1988. Teknologi
Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta
Mardikanto, T., 1999. Penyuluhan
Pembangunan Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Padmowihardjo, S., 2000. Metode dan
teknik penyuluhan pertanian, Universitas Terbuka, Jakarta.
Samsudin, U. 1987. Dasar-dasar
Penyuluhan dan Modernisasi Pertanian,Bina Cipta, Bandung.
Soedijanto, 2004. Menata Kembali
Penyuluhan Pertanian di Era Agribisnis, Departemen Pertanian, Jakarta.
Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006
tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan, Jakarta
4 comments
Terima kasih banyak Pak..
BalasArtikelnya benar - benar sangat lengkap dan sangat bermanfaat untuk saya..
Saya doakan semoga Bapak selalu dalam keadaan sehat dan selalu diberi kelancaran rejeki dan kelapangan urusan oleh Tuhan yang Maha Esa, sehingga bisa terus menuangkan tulisan - tulisan bagus di Blog ini..
Saya Suryanto dari Indonesia di Kota Palu, saya mencurahkan waktu saya di sini karena janji yang saya berikan kepada Ibu ESTHER PATRICK yang kebetulan adalah Tuhan yang mengirim pemberi pinjaman online dan saya berdoa kepada TUHAN untuk dapat melihat posisi saya hari ini.
BalasBeberapa bulan yang lalu saya melihat komentar yang diposting oleh seorang wanita bernama Nurul Yudianto dan bagaimana dia telah scammed meminta pinjaman online, menurut dia sebelum ALLAH mengarahkannya ke tangan Ibu. ESTHER PATRICK. (ESTHERPATRICK83@GMAIL.COM)
Saya memutuskan untuk menghubungi NURUL YUDIANTO untuk memastikan apakah itu benar dan untuk membimbing saya tentang cara mendapatkan pinjaman dari LADY ESTHER PATRICK, dia mengatakan kepada saya untuk menghubungi Lady. Saya bersikeras bahwa dia harus memberi tahu saya proses dan kriteria yang dia katakan sangat mudah. dari Ibu. ESTHER, yang perlu saya lakukan adalah menghubunginya, mengisi formulir untuk mengirim pengembalian, mengirim saya scan kartu identitas saya, kemudian mendaftar dengan perusahaan setelah itu saya akan mendapatkan pinjaman saya. . Lalu saya bertanya kepadanya bagaimana Anda mendapatkan pinjaman Anda? Dia menjawab bahwa hanya itu yang dia lakukan, yang sangat mengejutkan.
Saya menghubungi Ibu ESTHER PATRICK dan saya mengikuti instruksi dengan hati-hati untuk saya, saya memenuhi persyaratan mereka dan pinjaman saya disetujui dengan sukses tetapi sebelum pinjaman dipindahkan ke akun saya, saya diminta membuat janji untuk membagikan kabar baik tentang Ibu. ESTHER PATRICK dan itulah mengapa Anda melihat posting ini hari ini untuk kejutan terbesar saya, saya menerima peringatan Rp350.000.000. jadi saya menyarankan semua orang yang mencari sumber tepercaya untuk mendapatkan pinjaman untuk menghubungi Ibu. ESTHER PATRICK melalui email: (estherpatrick83@gmail.com)untuk mendapatkan pinjaman yang dijamin,
Anda juga dapat menghubungi saya di Email saya: (suryantosuryanto524@gmail.com)
yuk cek kampus Universitas MEdan Area #umabestari #universitasmedanarea #ptssehat #tekniksipil #teknikelektro #teknikmesin #arsitektur #teknikindustri #teknikinformatika #manajemen #akuntansi #psikologi #hukum #ilmukomunikasi #administrasipublik #studikepemerintahan #agroteknologi #agribisnis #biologi #pascasarjana #ptsterbaik #ptsfavorite #ptsmedan #kampusmedan #kampusfavorite #kampusterbaik #medan #umasehat #sumut #kampusbestari
BalasSaya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
BalasNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut