PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dinamika merupakan tingkah laku anggota satu dengan lainnya langsung saling
mempengaruhi secara timbal balik. Atau
proses berlangsungnya interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok
yang satu dengan yang lain , anggota
dengan anggota keseluruhan.
Keadaan
ini akan terjadi selama semangat kelompok (Group spirit) terus menerus berada
dalam kelompok itu. Kelompok tersebut selalu bersifat dinamis dimana setiap
saat kelompok yang bersangkutan dapat berubah.
Dinamika
Kelompok adalah suatu kelompok yang teratur dari beberapa individu atau lebih
yang mempunyai hubungan psikologis secara timbal balik dan nampak jelas antara anggota yang satu dengan yang
lainnya.
Menurut Peter Salim dalam Syamsiah marzuki (1999),
dinamika berasal dari kata dynamics
yang berarti bergairah atau punya semangat untuk bekerja. Selanjutnya dikatakan dinamika kelompok disebut
juga group dynamics yang berarti kelompok yang selalu punya gairah atau
punya semangat untuk bekerja.
Dengan demikian pengertian dinamika kelompok, yaitu kelompok yang selalu memiliki gairah
dan semangat untuk bekerja.
Bab II
DINAMIKA KELOMPOK
A.
Pengertian Dinamika Kelompok
Dinamika Kelompok berasal
dari kata dinamika dan kelompok.
Dinamika berarti adanya interaksi dan interdependensi antara anggota
kelompok yang satu dengan anggota kelompok yang lain secara timbal balik dan antara anggota dengan kelompok secara
keseluruhan.
Kelompok adalah suatu unit
yang terdapat beberapa individu yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan
kesatuannya dengan cara dan atas dasar kesatuan persepsi. Kelompok merupakan kumpulan
individu yang mempunyai hubungan tertentu, yang membuat saling ketergantungan
satu sama lain dalam ukuran yang bermakna.
Bentuk-bentuk kelompok antara lain: kelompok sosial dan
kelompok tugas, kelompok formal dan kelompok informal kelompok primer dan
kelompok skunder, kelompok terbuka dan kelompok tertutup.
Istilah dinamika kelompok
berasal dari bahasa Inggris ”dynamics”
yang berarti mempunyai gairah atau semangat untuk bekerja. Dengan
demikian pengertian dinamika kelompok ditinjau dari istilah mengandung arti
yaitu berkelompok yang selalu memiliki gairah dan semangat untuk bekerja. Sisi
lain dinamika berarti adanya interaksi, saling mempengaruhi dan interdependensi
antara anggota kelompok satu sama lain secara timbal balik diantara anggota
kelompok dengan kelompok secara keseluruhan.
Dinamika kelompok adalah
suatu kelompok yang teratur dari dua individu atau lebih yang mempunyai
hubungan psikologis secara jelas antara anggota yang satu dengan yang
lain. Dinamika Kelompok menguraikan
kekuatan-kekuatan yang terdapat dalam situasi kelompok yang menentukan perilaku kelompok dan anggotanya.
Pengertian dinamika kelompok
merupakan suatu metode dan proses yang bertujuan meningkatkan nilai kerjasama
kelompok. Artinya metode dan proses dinamika kelompok ini berusaha menumbuhkan
dan membangun kelompok yang semula
terdiri dari kumpulan individu yang belum saling mengenal satu sama lain
menjadi satu kesatuan kelompok dengan satu tujuan, satu norma dan satu cara
pencapaiannya yang disepakati bersama.
Kelompok dan kerumunan berbeda.
B.
Tujuan Dinamika Kelompok
Tujuan kelompok merupakan
sesuatu yang ingin dicapai oleh kelompok.
Tujuan perlu memberi arah pada kegiatan dan memberi kerangka bagi
pengambilan keputusan yang rasional tentang jenis dan jumlah kegiatan yang
harus dilakukan oleh kelompok yang menjadi kriteria pengukur kemajuan.
Tujuan dinamika kelompok :
1.
meningkatkan proses interaksi
antara anggota kelompok
2.
meningkatkan produktivitas anggota kelompok
3.
mengembangkan kelompok ke
arah yang lebih baik, lebih maju
4.
meningkatkan kesejahteraan
hidup anggotanya
C.
Manfaat Dinamika Kelompok
Dinamika kelompok merupakan
kebutuhan bagi setiap individu yang hidup dalam sebuah kelompok. Manfaat dinamika kelompok antara lain:
1. Membentuk
kerjasama saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan
hidup. (Bagaimanapun manusia tidak
bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.)
2. Memudahkan
segala pekerjaan. (Banyak pekerjaan
yang tidak dapat dilaksanakan tanpa bantuan orang lain)
3. Mengatasi
pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan mengurangi
beban pekerjaan yang terlalu besar sehingga selesai lebih cepat, efektif dan efesian.
(pekerjaan besar dibagi-bagi sesuai bagian
kelompoknya masing-masing / sesuai keahlian)
4. Menciptakan
iklim demokratis dalam kehidupan masyarakat
(setiap individu bisa memberikan masukan, berinteraksi dan memiliki peran yang sama dalam masyarakat)
D. Rangkuman
Dinamika kelompok merupakan
suatu metode dan proses yang bertujuan meningkatkan nilai kerjasama kelompok.
Artinya metode dan proses dinamika kelompok ini berusaha menumbuhkan dan
membangun kelompok yang semula terdiri
dari kumpulan individu yang belum saling mengenal satu sama lain menjadi satu
kesatuan kelompok dengan satu tujuan, satu norma dan satu cara pencapaiannya
yang disepakati bersama.
Tujuan dinamika kelompok adalah meningkatkan proses interaksi
antara anggota kelompok, meningkatkan produktivitas anggota kelompok, mengembangkan kelompok ke
arah yang lebih baik, lebih maju serta meningkatkan kesejahteraan hidup anggotanya.
Bagaimanapun manusia tidak bisa hidup sendiri dan banyak pekerjaan yang tidak dapat dilaksanakan tanpa bantuan orang lain. Oleh karena itu pekerjaan besar dibagi-bagi sesuai bagian kelompoknya
masing-masing / sesuai keahlian dan setiap individu bisa memberikan masukan, berinteraksi dan memiliki peran yang sama dalam masyarakat.
Bab III.
Unsur-unsur Dinamika Kelompok
A.
Unsur-unsur Dinamika Kelompok
Unsur-unsur Dinamika Kelompok disebut juga dengan variabel atau dimensi dinamika kelompok. Unsur-unsur dinamika kelompok terdiri dari :
1.
Tujuan Kelompok
Tujuan kelompok dapat
diartikan sebagai gambaran yang diharapkan anggota yang akan dicapai
oleh kelompok. Tujuan kelompok harus jelas dan diketahui oleh seluruh
anggota. Untuk mencapai tujuan kelompok tersebut diperlukan aktivitas bersama
oleh para anggota. Hubungan antara tujuan kelompok dengan tujuan anggota bisa :
a) sepenuhnya bertentangan, b) sebagian bertentangan, c) netral, d) searah dan
e) identik. Dengan demikian bentuk hubungan a tidak menguntungkan dan bentuk d
adalah yang paling baik. Tujuan kelompok dirumuskan
sebagai perpaduan dari tujuan individual dan tujuan semua anggota kelompok.
Tujuan kelompok yang efektif
harus mempunyai aspek-aspek sebagai berikut:
- dapat
didefinisikan secara operasional, dapat diukur dan diamati
- mempunyai makna bagi anggota kelompok, relevan, realistik
dapat diterima dan dapat dicapai
- anggota kelompok mempunyai orientasi terhadap tujuan yang
telah ditetapkan
- adanya keseimbangan tugas dan aktivitas dalam mencapai tujuan individu dan kelompok
- bersifat menarik dan menantang serta mempunyai resiko
kegagalan yang kecil dalam mencapainya
- adanya kemudahan untuk menjelaskan dan mengubah tujuan
kelompok
- berapa lama waktu yang diperlukan oleh suatu kelompok
untuk mencapai tujuan kelompok
2. Kekompakan Kelompok
Kekompakan kelompok
menunjukkan tingkat rasa untuk tetap tinggal dalam kelompok, hal ini dapat
berupa : loyalitas, rasa memiliki, rasa keterlibatan, dan keterikatan.
Terdapat enam faktor yang
mempengaruhi kekompakan kelompok yaitu:
a)
Kepemimpinan Kelompok
Kepemimpinan kelompok yang melindungi, menimbulkan rasa
aman, dapat menetralisir setiap perbedaan
b)
Keanggotaan Kelompok
Anggota yang loyal dan tinggi rasa memiliki kelompok
c)
Nilai Tujuan Kelompok
Makin tinggi apresiai anggota terhadap tujuan kelompok,
kelompok semakin kompak
d)
Homogenitas Anggota Kelompok
Setiap anggota tidak menonjolkan perbedaan masing-masing,
bahkan harus merasa sama, merasa satu
e)
Keterpaduan Kegiatan Kelompok
Keterpaduan anggota kelompok di dalam mencapai tujuan
sangatlah penting
f)
Jumlah Anggota Kelompok
bila jumlah anggota kelompok relatif kecil cenderung
lebih mudah kompak, dibandingkan dengan kelompok dengan jumlah anggota besar
Sedangkan faktor yang meningkatkan kekompakan kelompok
adalah: kesepakatan anggota terhadap tujuan kelompok, tingkat keseringan berinteraksi, adanya
keterikatan pribadi, persaingan antar kelompok, adanya evaluasi yang menyenangkan
dan adanya perlakuan antar anggota dalam kelompok sebagai manusia bukan mesin.
2.
Struktur kelompok
Struktur kelompok adalah
bentuk hubungan antara individu-individu dalam kelompok sesuai posisi dan
peranan masing-masing. Struktur kelompok harus sesuai/mendukung tercapainya
tujuan kelompok. Yang berhubungan dengan struktur kelompok yaitu:
a)
Struktur Komunikasi
Sistim komunikasi dalam kelompok harus lancar agar pesan
sampai kepada seluruh angota, komunikasi yang tidak lancar akan menimbulkan ketidakpuasan anggota,
pada gilirannya kelompok menjadi tidak kompak.
b)
Struktur Tugas atau Pengambilan Keputusan
Pembagian tugas harus merata dengan memperhatikan
kemampuan, peranan, dan posisi masing-masing anggota. Dengan demikian seluruh
anggota kelompok ikut berpartisipasi dan terlibat, sehingga dinamika kelompok
harus semakin kuat.
c)
Struktur Kekuasaan atau Pengambilan Keputusan
Kedinamisan kelompok sangat erat dengan kecepatan
pengambilan keputusan selain harus jelas siapa yang mengambil keputusan dan
ketidak cepatan (kelambatan) pengambilan keputusan menunjukkan lemahnya
struktur kelompok
d)
Sarana Terjadinya Interaksi
Interaksi di dalam kelompok sangat diperlukan sedangkan
dalam struktur kelompok harus menjamin kelancaran interaksi, kelancaran
interaksi memerlukan sarana (contoh ketersediaan ruang pertemuan kelompok)
dapat menjamin kelancaran interaksi antar anggota.
3.
Fungsi Tugas Kelompok
Fungsi tugas adalah segala
kegiatan yang harus dilakukan kelompok dalam rangka mencapai tujuan. Secara
keseluruhan fungsi ini sebaiknya dilakukan dengan kondisi menyenangkan, dengan
kondisi yang menyenangkan dapat menjamin fungsi tugas ini dapat terpenuhi. Klasifikasi fungsi tugas
yaitu:
a)
Koordinasi, berfungsi sebagai koordinasi untuk menjembatani
kesenjangan antar anggota
b)
Informasi, berfungsi memberikan informasi kepada masing-masing
anggota
c)
Prakarsa, berfungsi
menumbuhkan dan mengembangkan prakarsa anggota
d)
Penyebaran, berfungsi
menyebarkan hal-hal yang dilakukan kelompok kepada masyarakat atau
lingkungannya
e)
Kepuasan, berfungsi
untukmemberikan kepuasan pada anggota
f)
Kejelasan, berfungsi
menciptakan kejelasan kepada anggota seperti tujuan dan kebutuha anggota
4.
Pengembangan dan Pemeliharaan
Kelompok
Mengembangkan dan membina
kelompok dimaksudkan sebagai usaha mempertahankan kehidupan kelompok, kehidupan
berkelompok dapat dilihat dari adanya kegiatan, yaitu:
a)
Mengusahakan/mendorong agar
semua anggota kelompok ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan kelompok.
Dengan demikian rasa memiliki kelompok dari para anggotanya akan tinggi
b)
Tersedianya fasilitas
c)
Mengusahakan/mendorong
menumbuhkan kegiatan, agar para anggota bisa ikut aktif berperan
d)
Menciptakan norma kelompok.
Norma kelompok ini adalah sebagai acuan anggota kelompok bertindak
e)
Mengusahakan adanya
kesempatan anggota baru, baik untuk menambah jumlah maupun mengganti anggota
yang keluar
f)
Berjalannya proses
sosialisasi. Untuk mensosialisasikan adanya anggota baru adanya norma kelompok
adanya kesepakatan, dan sebagainya
5.
Suasana Kelompok
Suasana kelompok adalah
keadaan moral, sikap dan perasaan bersemangat atau apatis yang ada dalam
kelompok, suasana kelompok yang baik bila anggotanya merasa saling menerima,
saling menghargai, saling mempercayai dan bersahabat.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi suasana kelompok adalah:
a)
hubungan antar anggota.
Hubungan yang mendukung adalah hubungan yang rukun, bersahabat, persaudaraan
b)
kebebasan berpartisipasi.
Adanya kebebasan berpartisipasi, berkreasi akan menimbulkan semangat kerja yang
tinggi
c)
lingkungan fisik yang
mendukung
6.
Efektivitas Kelompok
Efektifitas kelompok adalah
keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas kelompok dalam mencapai tujuan.
Semakin banyak tujuan yang dapat dicapai, semakin banyak keberhasilan, anggota
kelompok akan semakin puas. Bila anggota kelompok merasa
puas kekompakan dan kedinamisan kelompok akan semakin kuat.
7.
Tekanan Kelompok
Tekanan pada kelompok
dimaksudkan adalah adanya tekanan-tekanan dalam kelompok yang dapat menimbulkan
ketegangan, dengan adanya ketegangan akan timbul dorongan untuk mempertahankan
tujuan kelompok. Tekanan kelompok yan cermat, dan terukur akan dapat
mendinamiskan kelompok, bila tidak justru akan berakibat sebaliknya.
8.
Maksud Terselubung
Maksud
terselubung adalah suatu tujuan anggota kelompok yang terselubung atau ditutup-tutupi atau sengaja tidak diberitahukan pada anggota lainnya dalam melakukan suatu aktivitas tertentu dalam kelompok, karena tujuan sebenarnya dari anggota kelompok berlawanan dan bertentangan dengan tujuan
kelompok yang telah disepakati bersama.
Bab IV.
Motivasi dan Kerjasama
A.
Motivasi
Motivasi diartikan
sebagai kekuatan dorongan, kebutuhan, semangat,
tekanan atau mekanisme psikologi
yang mendorong seseorang atau sekelompok
orang untuk mencapai prestasi
tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya. Istilah motivasi memuat tiga unsur esensial,
pertama faktor pendorong atau pembangkit motif, baik internal maupun
eksternal. Kedua tujuan yang ingin
dicapai. Ketiga strategi yang diperlukan
oleh individu atau kelompok untuk untuk mencapai tujuan tersebut. Misalnya jika
seseorang merasa kehausan, maka akan berusaha untuk mencari air yang layak
untuk diminum. Tujuan yang ingin dicapai adalah ingin menghilanggkan rasa
haus. Untuk memperoleh air yang memenuhi
syarat untuk layak diminum diperlukan strategi atau cara tertentu. Jika air kelihatannya kurang bersih maka
perlu disaring terlebih dahulu, baru kemudian dimasak. Setelah itu duidinginkan lalu diminum. Bagi orang yang beruang mungkin dilakukan
dengan cara membeli air kemasan atau memesan di warung atau restoran.
Sifat motivasi adalah abstrak, dan hanya dapat ditimbang dengan melihat
penampilan fisikal ketika subyek
melakukan suatu pekerjaan. Secara
sederhana dapat diformulasikan bahwa motivasi (M) merupakan fungsi (f) produktivitas (P) atau M = (f.P). Untuk menjadi manusia yang produktif, seseorang
harus mampu membangkitkan motivasi berprestasi
yang ada pada diri dan yang
mungkin dibangkitkan.
Robbins (1993) mengemukakan
bahwa motivasi merupakan suatu dorongan yang timbul dari diri seseorang ke
suatu arah perilaku yang diawali oleh adanya kebutuhan yang belum terpuaskan
sehingga menimbulkan dorongan untuk mewujudkan keinginannya.
Motivasi merupakan fenomena
hidup yang banyak corak dan ragamnya.
Secara umum motivasi dapat diklasifikasikan ke dalam empat jenis yang satu sama lain memberikan warna pada
aktivitas manusia. Motivasi yang mempengaruhi manusia organisasional dalam
bekerja sebagai berikut:
1.
Motivasi positif
Motivasi positif didasari
atas keinginan manusia untuk mencari keuntungan-keuntungan tertentu dan
merupakan proses pemberian motivasi atau usaha membangkitkan motif yang diarahkan agar bekerja secara baik dan
antusias dengan cara memberikan keuntungan tertentu. Jenis-jenis motivasi positif antara lain : imbalan yang menarik, informasi
tentang pekerjaan, kedudukan atau jabatan,
perhatian atasan terhadap bawahan, kondisi kerja, rasa partisipasi, dianggap penting, pemberian tugas berikut
tanggungjawabnya, dan pemberian kesempatan untuk tumbuh dan berkembang.
2.
Motivasi Negatif
Motivasi
Negatif merupakan motivasi yang bersumber dari rasa takut, dan jika berlebihan
akan membuat organisasi tidak mencapai tujuan.Personalia organisasi menjadi
tidak kreatif, serba takut dan seba terbatas geraknya.
3.
Motivasi dari dalam
Motivasi dari dalam timbul pada diri pekerja waktu menjalankan
tugas-tugasnya dan bersumber dari dalam pekerja itu sendiri. Artinya kesenangan pekerja muncul pada waktu bekerja dan menyenangi pekerjaannya. Berbuat adalah suatu kewajiban, laksana makan
kebutuhan.
4.
Motivasi dari luar
Motivasi
dari luar adalah motivasi yang muncul
sebagai akibat adanya pengaruh yang ada
di luar pekerjaan dan diluar diri
pekerja, biasanya dikaitkan dengan imbalan seperti kesempatan cuti, program
rekreasi. Pekerja bekerja semata-mata
disorong oleh adanya suatu yang ingin
dicapai dan dapat pula bersumber dari faktor-faktor di luar subyek.
Efektivitas kelompok antara
lain tergantung pada keinginan bekerja para anggota yang terikat pada
tugas-tugas kelompok, baik pada saat memecahkan maslah maupun saat bekerja
kelompok. Kerja kelompom tidak selalu
dalam bentuk akktivitas fisik, melainkan
juga aktivitas emosi atau intelektual meski pada akhirnya motivasi anggota
kelompoklah yang menentukan produktivitas.
Upaya efektivitas kelompok
akan dapat tercapai jika setiap anggota
mampu mengerjakan tugas kelompok scara
bersama-sama. Perilaku pimpinan dan
anggota kelompok yang mempunyai pengaruh terhadap produktivitas di dalam kelompok pada intinya merupakan
aksentuasi dari motivasi yang ditimbulkan oleh hubungan sinergis diantara
sesamanya.
Teori tentang motivasi banyak
dikemukakan oleh para ahli. Dalam
penelitian ini akan digunakan teori motivasi yang dikemukakan oleh
Frederick Herzberg atau dikenal dengan teori dua faktor tentang motivasi. Steers et.al (1996:17-18) dan Gibson et.al (1989:107-108) mengemukakan bahwa hasil penelitian Herzberg
menunjukkan dua kesimpulan yaitu pertama serangkaian kondisi ekstrinsik,
keadaan pekerjaan (job context),
yang menghasilkan ketidakpuasan di kalangan karyawan jika kondisi tersebut
tidak ada. Jika kondisi tersebut ada,
maka tidak perlu memotivasi karyawan.
Kondisi tersebut adalah faktor-faktor yang membuat orang merasa tidak
puas (dissartisfier) atau
disebut faktor iklim baik (hygiene
factors). Faktor-faktor tersebut meliputi upah, jaminan kerja,
kondisi kerja, status, prosedur perusahaan, mutu supervisi dan mutu hubungan
antarpribadi diantara rekan sekerja, dengan atasan dan dengan bawahan. Kedua, serangkaian kondisi intrinsik, isi
pekerjaan (job content), yang
apabila ada dalam pekerjaan tersebut akan menggerakkan tingkat motivasi yang
kuat, yang dapat menghasilkan prestasi kerja yang baik. Jika kondisi tersebut tidak ada, maka tidak
akan timbul rasa ketidakpuasan yang
berlebihan. Faktor-faktor tersebut
disebut pemuas atau motivator yang meliputi prestasi, pengakuan, tanggung
jawab, kemajuan, pekerjaan itu sendiri dan kemungkinan berkembang.
Mengacu pada konsep teori motivasi tersebut, maka yang
dimaksud dengan motivasi penyuluh adalah dorongan dari dalam diri dan luar
penyuluh ke suatu arah perilaku yang
diawali oleh adanya kebutuhan yang belum terpuaskan sehingga menimbulkan
dorongan untuk mewujudkan keinginannya. Dalam penelitian ini motivasi
penyuluh akan disoroti melalui motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Diasumsikan bahwa motivasi penyuluh akan
berpengaruh terhadap peningkatan kompetensi dan kinerja penyuluh.
B.Pengertian Kelompok Tani
Tidak seorangpun manusia di
dunia hidup dalam kesendirian, memang manusia adalah mahluk sosial, artinya memerlukan
berhubungan dengan orang lain adalah merupakan kebutuhan hidupnya.
Sudah menjadi sifat individu
manusia untuk hidup berkelompok, karena individu tersebut merasa lebih aman
bila berlindung pada kelompoknya. Sehingga setiap manusia akan mengidentifikasi
dirinya terhadap kelompoknya.
Dalam berkelompok manusia
akan dapat mereseprentasikan sifat-sifat naluriahnya, seperti rasa harga diri,
hasrat untuk patuh, hasrat meniru, hasrat bergaul, hasrat tolong menolong,
hasrat berjuang dan hasrat memberitahukan.
Dengan demikian manusia dapat
berinteraksi, hubungan yang terjadi bersifat timbal balik, saling mempengaruhi.
Pengertian ini menunjukkan adanya kesadaran manusia sebagai bagian dari
kelompok tersebut. Disebut kelompok, paling tidak dterdapat tiga syarat
kumpulan manusia tersebut. Disebut kelompok karena,
yaitu :
1.
setiap anggota kelompok sadar
sebagai bagian dari kelompoknya
2.
terdapat hubungan timbal
balik antar anggota
3.
terdapat faktor kesamaan
antar anggota kelompok yang dapat mempererat hubungan antar mereka. Seperti :
kepentingan, tujuan, pandangan, perasaan, dan sebagainya.
Kelompoktani adalah bagian
yang tidak terpisahkan dari kelompok. Kelompoktani perlu sudah harus dinamis,
kelompoktani membutuhkan dinamika kelompok.
Kelompoktani dapat
didefinisikan sebagai kumpulan petani yang terbentuk atas dasar kesamaan
kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, dan sumberdaya) dan
keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota. Kelompoktani
dipimpin oleh seorang ketua dengan sebutan kontak tani, terbentuk secara non
formal, ditumbuh-kembangkan dari, oleh dan untuk petani.
Kelompoktani bercirikan :
1.
beranggotakan petani
2.
saling mengenal, akrab dan
saling percaya
3.
mempunyai pandangan dan
kepentingan yang sama dalam berusahatani
4.
memiliki kesamaan tradisi dan
atau pemikiran, hamparan usaha, status ekonomi maupun sosial, bahasa pendidikan
dan ekologi
5.
ada pembagian tugas dan
tanggung jawab sesama anggota berdasarkan kesepakatan bersama
Dengan tercapainya delapan
unsur dinamika kelompok tersebut, kelompoktanipun akan dinamis, bila kelompoktani
dinamis maka akan dapat memerankan fungsinya, yaitu:
1.
sebagai kelas belajar
mengajar
2.
sebagai unit produksi
3.
sebagai wahana kerjasama
Bila fungsi kelompok (tani)
berperan, kelompoktani tersebut akan meningkat produktivitasnya, sekaligus
meningkat kemampuan kelompoknya.
B.
Rangkuman
Motivasi diartikan sebagai kekuatan dorongan,
kebutuhan, semangat, tekanan atau
mekanisme psikologi yang mendorong
seseorang atau sekelompok orang untuk
mencapai prestasi tertentu sesuai dengan
apa yang dikehendakinya. Istilah motivasi memuat tiga unsur esensial, pertama
faktor pendorong atau pembangkit motif, baik internal maupun eksternal. Kedua tujuan yang ingin dicapai. Ketiga strategi yang diperlukan oleh individu atau kelompok untuk untuk mencapai tujuan tersebut. Misalnya jika
seseorang merasa kehausan, maka akan berusaha untuk mencari air yang layak
untuk diminum.
Motivasi yang mempengaruhi
manusia organisasional dalam bekerja sebagai berikut: motivasi positif,
motivasi negatif, motivasi dari dalam,
motivasi dari luar. Motivasi penyuluh akan berpengaruh terhadap peningkatan
kompetensi dan kinerja penyuluh.
C.Pengertian Etos Kerja
Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2001) memberi pengertian etos kerja sebagai cara pandang atau semangat kerja
yang menjadi ciri khas individu atau kelompok orang. Etos berasal dari bahasa
Yunani (ethos) yang memberikan
arti sikap, kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu. Etos
kerja adalah totalitas kepribadian dirinya serta caranya mengekpresikan,
memandang, meyakini, dan memberikan makna ada sesuatu, yang mendorong dirinya
untuk bertindak (Tasmara, 2004:20).
Konsep etos kerja mengandung
dua kata yaitu: etos dan kerja. Pengertian kerja dikaitkan dengan konsep etos
kerja. Kerja merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia. Suseno (Puspadi, 2003:119) mendefinisikan
etos kerja sebagai sikap dasar seseorang atau sekelompok orang dalam melakukan
pekerjaan.
Etos kerja sama dengan etika
kerja. Harriman (Puspadi, 2003:119)
mendefinisikan etos sebagai pandangan atau semangat karakteristik suatu
masyarakat, sistem nilai yang menjadi latar belakang (adat istiadat, tata cara
suatu kelompok).
Etos kerja adalah suatu
pandangan dan sikap suatu bangsa atau suatu umat terhadap kerja. Kalau
pandangan dan sikap itu melihat kerja sebagai hal yang luhur untuk eksistensi
manusia, maka etos kerja itu akan tinggi; sebaliknya, kalau melihat kerja
sebagai suatu hal tak berarti untuk kehidupan manusia maka etos kerja menjadi
rendah. Orang-orang yang mempunyai etos kerja tinggi, cenderung menyukai
pekerjaan dan memperoleh kepuasan darinya (Anoraga, 1992:11). Weber mengatakan
bahwa ada kaitan antara perkembangan suatu masyarakat dengan sikap masyarakat
itu terhadap makna kerja (Mubyarto dkk.,
1993:2).
Menurut Puspadi (2003:120),
etos kerja merupakan penentu konsep profesional, dan etos kerja individu atau
kelompok, tidak dominan ditentukan oleh faktor budaya yang dianut oleh individu
bersangkutan tetapi juga ditentukan oleh struktur ekonomi, sosial dan politik
yang berlaku dalam masyarakat. Dengan demikian etos kerja yang tinggi dapat
dibentuk melalui proses-proses tertentu, dengan memperhatikan faktor-faktor
yang berpengaruh.
Salah satu faktor penentu
dalam peningkatan pendapatan dan produktivitas adalah etos kerja dari individu
yang berperan dalam usaha produksi.
Sebagai contoh, seorang petani akan berhasil dalam usahataninya jika ia
rajin merawat tanamannya, membersihkan gulma, menjaga tanamannya dari hama, dan
lain-lain. Oleh karena itu, perlu dikaji beberapa karakteristik tenaga kerja
yang bergerak dalam usaha produksi, yang meliputi aspek semangat kerja dan
keuletan (Rusli dkk. 1995:101).
Menurut Soesarsono dan Sarma
(2004:18), ”etos kerja lebih” adalah: (1) tiba dan memulai kerja lebih awal,
(2) bekerja dengan lebih tertib dan seksama, (3) bekerja dengan lebih
bersemangat dan gairah, (4) bekerja dengan lebih cekatan dan cepat selesai, (5)
bekerja dengan waktu (durasi) lebih lama dari jam kerja, dan (6) hasil kerja
lebih banyak dan lebih bermutu.
Etos kerja dalam penelitian
ini didefinisikan sebagai waktu yang dicurahkan petani dalam melakukan
pekerjaan usahataninya.
1 comments:
apakah ada daftar pustaka nya?
Balas