RUMUS UBINAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO PADI SAWAH
(Ir. Pangerang, MP)
Keuntungan dan kelebihan dari penerapan
sistem tanam jajar legowo bila dibanding
dengan sistem tanam konvensional (tegel) diantaranya yaitu :
1.
Adanya efek tanaman pinggir yang diharapkan memberikan produksi tinggi dan kualitas gabah
yang lebih baik;
2.
Meningkatkan jumlah populasi
/rumpun tanaman per hektar;
3.
Terdapat ruang kosong untuk
pengaturan air, saluran pengumpulan keong atau mina padi
4.
Meningkatkan tanaman
menerima sinar matahari secara optimal yang berguna dalam proses fotosintesis.;
5.
Pengendalian hama, penyakit dan
gulma menjadi lebih mudah;
6.
Dengan areal pertanaman yang lebih
terbuka dapat menekan hama dan penyakit;
7. Penggunaan pupuk lebih berdaya guna.
Sistem tanam legowo adalah pola bertanam yang
berselang-seling antara dua atau lebih (biasanya dua, tiga
atau lebih) baris tanaman padi dan satu baris kosong. Baris tanaman (dua, tiga atau lebih) dan baris kosongnya (setengah lebar di
kanan dan di kirinya) disebut satu unit legowo. Bila terdapat dua baris tanam
per unit legowo maka disebut legowo 2:1, jika tiga baris tanam per unit legowo
disebut legowo 3:1, dan jika empat baris
tanam per unit legowo disebut legowo 4:1 dan seterusnya.
Legowo 2:1
Dalam penerapan
sistem jarak tanam legowo dikenal Sistem Legowo 2 : 1 , yaitu jarak tanam
(20 cm x 10 cm) x 40 cm atau (25 cm x 12,5 cm) x 50 cm atau sekarang tahun 2015 jarak tanam (30 cm x
15 cm) x 60 cm. Penerapan
Sistem jarak tanam
legowo 2:1 dengan
menggunakan jarak tanam 20 cm x 10 cm x 40 cm akan
menghasilkan jumlah populasi tanaman kurang lebih 333.300 rumpun per hektar, sedangkan dengan menggunakan jarak
tanam 25 cm x 12,5 cm x 50 cm akan
menghasilkan jumlah populasi tanaman per ha kurang lebih 213.300 rumpun per hektar ,
serta akan meningkatkan populasi tanaman 33,31%
dibanding pola tanam tegel (25x25) cm yang hanya 160.000 rumpun/ha. Dengan pola
tanam ini, seluruh barisan tanaman akan mendapat tanaman sisipan (lihat
gambar dibawah ini )
Legowo 3:1
Legowo 3 : 1 adalah setiap satu unit
legowo terdapat tiga baris tanaman jika menggunakan jarak tanam 20 cm x 10 cm x
40 cm akan meningkatkan populasi tanaman menjadi ± 360.000 rumpun per hekatar, sedangkan
dengan menggunakan jarak tanam 25 cm x 12,5 cm x 50 cm akan meningkatkan
populasi tanaman sebanyak ± 230.400
rumpun per hektar
Legowo 4:1 Tipe 1
Sistem tanam legowo 4:1 tipe 1 merupakan pola tanam legowo
dengan keseluruhan baris mendapat tanaman sisipan. Bila digunakan jarak tanam 20 cm x 10
cm x 40 cm akan diperoleh populasi tanaman ± 400.000 rumpun/ha, sedangkan dengan jarak
tanam 25 cm x12,5 cm x 50 cm populasi
tanaman mencapai ± 256.000 rumpun/ha dengan peningkatan populasi sebesar 60%
dibanding pola tegel (25x25) cm.
Legowo 4 : 1
Tipe 2
Sistem tanam legowo 4:1 tipe 2 merupakan pola tanam dengan
hanya memberikan tambahan tanaman sisipan pada kedua barisan tanaman pinggir. Bila menggunakan jarak tanam 20 cm x 10 cm x 40 cm akan
diperoleh populasi tanaman ± 300.000
rumpun/hektar,
sedangkan dengan jarak tanam 25 cm x12,5 cm x 50 cm akan diperoleh populasi tanaman ±192.000 rumpun/hektar
dengan persentase peningkatan hanya sebesar ±20 % dibanding
pola tegel (25x25) cm. Pola ini cocok diterapkan pada lokasi dengan tingkat
kesuburan tanah yang tinggi. Meskipun penyerapan hara oleh tanaman lebih
banyak, tetapi karena tanaman lebih kokoh sehingga mampu meminimalkan resiko
kerebahan selama pertumbuhan.
Legowo 6 : 1
Sistem tanam legowo 6:1 merupakan pola tanam legowo
dengan keseluruhan baris mendapat tanaman sisipan, pada satu set legowo terdapat 6 baris
penuh. . Bila digunakan jarak tanam 20 cm x 10
cm x 40 cm akan diperoleh populasi tanaman ± 428.000 rumpun/ha, sedangkan dengan jarak
tanam 25 cm x12,5 cm x 50 cm populasi tanaman mencapai ± 274.000
rumpun/ha.
PENENTUAN RUMUS UBINAN
Metode pengambilan ubinan adalah cara
memperkirakan hasil panen per satuan luas yang disebut dengan produktivitas.
Satuan produktivitas biasanya dinyatakan dengan ton/ha atau kw/ha atau kg/ha. Salah
satu caran untuk mengetahui tingkat
produktivitas tanaman antara lain dapat dilakukan dengan panen ubinan. Ubinan
dibuat agar dapat mewakili hasil hamparan.
Fenomena di
lapangan bahwa jarak tanam sistem jajar legowo yang diterapkan oleh petani
tidak selamanya tepat sesuai anjuran
misalnya dianjurkan jarak tanam 20 cm x 10 cm x 40 cm. terjadi dilapangan
misalnya jarak antar baris dianjurkan 20 cm tetapi yang terjadi kadang lebih
atau kurang dari 20 cm, dan jarak dalam barisan dianjurkan 10 cm yang terjadi
dilapangan kebanyak lebih dari 10 cm, begitu pula jarak satu set legowo dengan
set legowo lain (ruang kosong) yang dianjurkan 40 cm tetapi dilapangan
kebanyakan ruang kosong kurang atau lebih dari yang dianjurkan. Hal ini dapat
mempengaruhi jumlah rumpun dalan menentukan satu hektar. Untuk mengatasi ini
hal ini maka perlu ditetapkan Rumus
Ubinan yang sifatnya fleksibel mengikuti keadaan yang terjadi di lapangan.
Oleh sebab
itu diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :
1.
Pilih pertanaman yang seragam dan
dapat mewakili penampilan hamparan, baik dalam segi pertumbuhan, kepadatan
tanaman, maupun kondisi pertanaman;
2. Luas ubinan perlu ditetapkan dan disesuaikan
dengan jarak tanan yang digunakan;
3.
Gunakan minimal dua Set
Jajar Legowo (bisa 3 set atau 4 set, dst ) yang berdekatan dan dinyatakan sebagai Lebar Ubinan (l); dan Batas Lebar Ubinan harus
ditetapkan
berada pada jarak antar tanaman (ruang kosong)
dan kemudian ukur lebar ubinan (l) dengan satuan meter.
4.
Gunakan panjang baris tanaman legowo atau dinyatakan
sebagai panjang ubinan (p); Panjang ubinan tergantung
5.
Luas Ubinan = Panjang
Ubinan (p) x Lebar Ubinan (l) dan dengan ketentuan bahwa Luas ubinan > 6
m² (paling baik) dan tandai luasan yang akan diubin dengan
menggunakan patok dan tali rapia sebagai pembatas ubinan.
6. Laksanakan panen pada luasan ubinan tersebut, rontokkan dan bersihkan gabah dari kotoran dan timbang (Gabah Kering Panen = GKP);
7.
Untuk mendapatkan data yang akurat lakukan pengambilan ubinan
minimal
3 kali sebagi ulangan kemudian rata-ratakan
8.
Hitung Produktivitas atau Jumlah
Rumpun per Hektar berdasarkan Rumus Ubinan.
9.
Secara Matematika Produktivitas dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Keterangan
:
P = Produktivitas yang dinyatakan dalam satuan
(kg/ha atau kw/ha atau ton/ha)
Lu = Luas Ubinan
dalam satuan m²
Bhu = Berat hasil ubinan
dari Luas Ubinan (Lu) dalam satuan kg
10. Secara Matematika Jumlah Rumpun per hektar dapat dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan
:
JR(hektar) = Jumlah Rumpun per KHektar
Lu
= Luas Ubinan dalam satuan m²
JRU
= Jumlah
Rumpun per ubinan
Ditulis Oleh : Ir. Pangerang,MP
Penyuluh Pertanian Madya
Kabupaten Maros
1 comments:
Terimakasih pak boss...
BalasSalam dr BPP CAMPALAGIAN POLEWALI MANDAR