Ir. Pangerang, MP (Penyuluh Pertanian Kab. Maros)
(Materi Penyuluhan dalam Rangka Pembinaan Kelompok Tani Dewasa)
2.
Tanpa pupuk
kimia atau kompos yang dipersiapkan.
4.
Tidak
tergantung dari bahan – bahan kimia.
(Materi Penyuluhan dalam Rangka Pembinaan Kelompok Tani Dewasa)
A.
PENGERTIAN PERTANIAN ORGANIK
Ada dua pemahaman tentang pertanian organik yaitu dalam
arti sempit dan dalam arti luas.
- Pertanian organik dalam artian sempit yaitu pertanian yang bebas dari bahan – bahan kimia. Mulai dari perlakuan untuk mendapatkan benih, penggunaan pupuk, pengendalian hama dan penyakit sampai perlakuan pascapanen tidak sedikiti pun melibatkan zat kimia, semua harus bahan hayati, alami.
- Pertanian organik dalam arti yang luas, adalah sistem produksi pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami dan menghindari atau membatasi penggunaan bahan kimia sintetis (pupuk kimia/pabrik, pestisida, herbisida, zat pengatur tumbuh dan aditif pakan). Dengan tujuan untuk menyediakan produk – produk pertanian (terutama bahan pangan) yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumen serta menjaga keseimbangan lingkungan dengan menjaga siklus alaminya
B.
PRINSIP – PRINSIP PERTANIAN ORGANIK
Pertanian
organik didasarkan pada:
1. Prinsip
kesehatan
2. Prinsip ekologi
3. Prinsip
keadilan
4. Prinsip
perlindungan
1.
Prinsip Kesehatan
Pertanian organik harus melestarikan dan meningkatkan
kesehatan tanah, tanaman, hewan, manusia dan bumi sebagai satu kesatuan dan tak
terpisahkan.
Prinsip ini menunjukkan bahwa kesehatan tiap individu dan
komunitas tak dapat dipisahkan dari kesehatan ekosistem; tanah yang sehat akan
menghasilkan tanaman sehat yang dapat mendukung kesehatan hewan dan manusia.
Kesehatan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
sistem kehidupan. Hal ini tidak saja sekedar bebas dari penyakit, tetapi juga
dengan memelihara kesejahteraan fisik, mental, sosial dan ekologi. Ketahanan
tubuh, keceriaan dan pembaharuan diri merupakan hal mendasar untuk menuju
sehat.
Peran pertanian organik baik dalam produksi, pengolahan,
distribusi dan konsumsi bertujuan untuk melestarikan dan meningkatkan kesehatan
ekosistem dan organisme, dari yang terkecil yang berada di alam tanah hingga
manusia. Secara khusus, pertanian organik dimaksudkan untuk menghasilkan
makanan bermutu tinggi dan bergizi yang mendukung pemeliharaan kesehatan dan
kesejahteraan.
Mengingat hal tersebut, maka harus dihindari penggunaan
pupuk, pestisida, obat-obatan bagi hewan dan bahan aditif makanan yang dapat
berefek merugikan kesehatan.
2.
Prinsip Ekologi
Prinsip ekologi meletakkan pertanian organik dalam sistem
ekologi kehidupan. Prinsip ini menyatakan bahwa produksi didasarkan pada proses
dan daur ulang ekologis. Makanan dan kesejahteraan diperoleh melalui ekologi
suatu lingkungan produksi yang khusus; sebagai contoh, tanaman membutuhkan
tanah yang subur, hewan membutuhkan ekosistem peternakan, ikan dan organisme
laut membutuhkan lingkungan perairan. Budidaya pertanian, peternakan dan
pemanenan produk liar organik haruslah sesuai dengan siklus dan keseimbangan
ekologi di alam. Siklus – siklus ini bersifat universal tetapi pengoperasiannya
bersifat spesifik-lokal. Pengelolaan organik harus disesuaikan dengan kondisi,
ekologi, budaya dan skala lokal. Bahan – bahan asupan sebaiknya dikurangi
dengan cara dipakai kembali, didaur ulang dan dengan pengelolaan bahan – bahan
dan energi secara efisien guna memelihara, meningkatkan kualitas dan melindungi
sumber daya alam.
Pertanian organik dapat mencapai keseimbangan ekologis
melalui pola sistem pertanian, pembangunan habitat, pemeliharaan keragaman
genetika dan pertanian. Mereka yang menghasilkan, memproses, memasarkan atau
mengkonsumsi produk – produk organik harus melindungi dan memberikan keuntungan
bagi lingkungan secara umum, termasuk di dalamnya tanah, iklim, habitat,
keragaman hayati, udara dan air.
3.
Prinsip Keadilan
Pertanian organik harus membangun hubungan yang mampu
menjamin keadilan terkait dengan lingkungan dan kesempatan hidup bersama. Keadilan
dicirikan dengan kesetaraan, saling menghormati, berkeadilan dan pengelolaan
dunia secara bersama, baik antar manusia dan dalam hubungannya dengan makhluk
hidup yang lain. Prinsip ini menekankan bahwa mereka yang terlibat dalam
pertanian organik harus membangun hubungan yang manusiawi untuk memastikan
adanya keadilan bagi semua pihak di segala tingkatan; seperti petani, pekerja,
pemroses, penyalur, pedagang dan konsumen.
Pertanian organik harus memberikan kualitas hidup yang baik
bagi setiap orang yang terlibat, menyumbang bagi kedaulatan pangan dan
pengurangan kemiskinan. Pertanian organik bertujuan untuk menghasilkan
kecukupan dan ketersediaan pangan ataupun produk lainnya dengan kualitas yang
baik.
Prinsip keadilan juga menekankan bahwa ternak harus
dipelihara dalam kondisi dan habitat yang sesuai dengan sifat-sifat fisik,
alamiah dan terjamin kesejahteraannya.
Sumber daya alam dan lingkungan yang digunakan untuk
produksi dan konsumsi harus dikelola dengan cara yang adil secara sosial dan
ekologis, dan dipelihara untuk generasi mendatang. Keadilan memerlukan sistem
produksi, distribusi dan perdagangan yang terbuka, adil, dan mempertimbangkan
biaya sosial dan lingkungan yang sebenarnya.
4. Prinsip
Perlindungan
Pertanian organik harus dikelola secara hati – hati dan
bertanggung jawab untuk melindungi kesehatan dan kesejahteraan generasi
sekarang dan mendatang serta lingkungan hidup.
Pertanian organik merupakan suatu sistem yang hidup dan
dinamis yang menjawab tuntutan dan kondisi yang bersifat internal maupun
eksternal. Para pelaku pertanian organik didorong meningkatkan efisiensi dan
produktifitas, tetapi tidak boleh membahayakan kesehatan dan kesejahteraannya.
Karenanya, teknologi baru dan metode – metode yang sudah
ada perlu dikaji dan ditinjau ulang. Maka, harus ada penanganan atas pemahaman
ekosistem dan pertanian yang tidak utuh.
Prinsip ini menyatakan bahwa pencegahan dan tanggung awab
merupakan hal mendasar dalam pengelolaan, pengembangan dan pemilihan teknologi
di pertanian organik. lmu pengetahuan diperlukan untuk menjamin bahwa pertanian
organik bersifat menyehatkan, aman dan ramah lingkungan. Tetapi pengetahuan
ilmiah saja tidaklah cukup. Seiring waktu, pengalaman praktis yang dipadukan
dengan kebijakan dan kearifan tradisional menjadi solusi tepat. Pertanian
organik harus mampu mencegah terjadinya resiko merugikan dengan menerapkan
teknologi tepat guna dan menolak teknologi yang tak dapat diramalkan akibatnya,
seperti rekayasa genetika (genetic engineering). segala keputusan harus
mempertimbangkan nilai – nilai dan kebutuhan dari semua aspek yang mungkin
dapat terkena dampaknya, melalui proses – proses yang transparan dan
artisipatif.
C.
Pengembangan Pertanian Organik
Pengembangan pertanian organik harus mengacu kepada
prinsip – prinsip organik (prinsip kesehatan, prinsip ekologi, prinsip keadilan
dan prinsip perlindungan) agar mendapatkan hasil pangan yang bermutu serta aman
dikonsumsi.
D. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam
mengembangkan pertanian alternatif:
- Keragaman daur-ulang limbah organik dan pemanfaatannya untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.
- Memadukan sumber daya organik dan anorganik pada sistem pertanian di lahan basah dan lahan kering.
- Mengemangkan sistem pertanian berwawasan konservasi di lahan basah dan lahan kering.
- Memanfaatkan bermacam – macam jenis limbah sebagai sumber nutrisi tanaman.
- Reklamasi dan rehabilitasi lahan dengan menerapkan konsep pertanian organik.
- Perubahan dari tanaman semusim menjadi tanaman keras di lahan kering harus dipadukan dengan pengembangan ternak, pengolahan minimum dan pengolahan residu pertanaman.
- Mempromosikan pendidikan dan pelatihan bagi penyuluh pertanian untuk memperbaiki citra dan tujuan pertanian organik.
- Memanfaatkan kotoran ternak yang berasal dari unggas, babi, ayam, itik, kambing, dan kelinci sebagai sumber pakan ikan.
Sesuai dengan
prinsip – prinsip pertanian organik, ada sebuah metode pengembangan pertanian
yang dikenal sebagai metode bertani ‘tanpa bekerja’ dikembangkan di Jepang oleh
seorang petani Jepang yang berlatar belakang ahli mikrobiologi (mantan seorang
ilmuwan laboraturium). Ada empat azas bertani alami yang dipraktikan, yaitu :
- Tanpa pengolahan, yaitu tanpa membajak atau membalik tanah.
Tanah
sebenarnya mampu mengolah dirinya melalui penetrasi akar – akar tumbuhan,
aktivitas mikroorganisme, binatang – binatang kecil dan cacing – cacing tanah.
Kebutuhan pupuk
untuk tanaman bisa dipenuhi dengan tanaman penutup tanah semisal leguminose,
kacang – kacangan dan mengembalikan jerami ladang dengan ditambah sedikit
kotoran unggas. Jika tanah dibiarkan pada keadaannya sendiri, tanah akan mampu
menjaga kesuburannya secara alami sesuai dengan daur teratur dari tumbuhan dan
binatang.
Jika tanah
dibiarkan secara alami, maka kesuburannya alaminya akan naik. Sisa – sisa bahan
organik dari tumbuhan dan binatang membusuk, oleh air hujan zat – zat hara
masuk ke dalam tanah, diserap tanaman dan menjadi makanan mikroorganisme.
3.
Tanpa
menghilangkan gulma dengan pengerjaan tanah atau herbisida.
Pada dasarnya
gulma mempunyai peranan dalam menyeimbangkan komunitas biologi dalam membangun
kesuburan tanah. Gulma – gulma itu cukup dikendalikan ukan dihilangkan. Mulsa
jerami, tanaman penutup tanah, penggenangan air sementara merupakan cara
pengendalian gulma yang efektif.
Ketika praktik
– praktik bertani yang tidak alami dengan pemupukan, pengolahan tanah,
pemberantasan gulma maka ketidakseimbangan penyakit dan hama menjadi masalah
serius. Hama dan penyakit memang tidak dipungkiri dapat memberi kerugian tetapi
masih dalam batas – batas yang tidak memerlukan penggunaan zat – zat kimia
(pestisida). Pendekatan yang arif adalah dengan menanam tanaman yang lebih
tahan terhadap hama dan penyakit pada sebuah lingkungan yang sehat. Penggunaan
bahan kimia hanya efektif untuk sementara waktu, pada saatnya akan menyebabkan
terjadinya ledakan hama yang lain karena keseimabangan bioligis terganggu
karena penggunaan bahan kimia tersebut.
E.
Kelemahan dalam Sistem Pertanian Organik
Beberapa hal yang menjadi kelemahan dalam mengembangkan
pertanian organik, yaitu :
1. Ketersediaan
bahan organik terbatas dan takarannya harus banyak
2. Transportasi
mahal karena bahan bersifat ruah
3. Menghadapi persaingan
dengan kepentingan lain dalam memperoleh sisa pertanaman dan limbah organik
4. Hasil pertanian
organik lebih sedikit jika dibandingkan dengan pertanian non organik yang
menggunakan bahan kimia terutama pada awal menerapkan pertanian organik.
5. Pengendalian
jasad pengganggu secara hayati masih kurang efektif jika dibandingkan dengan
penggunaan pestisida kimia.
6. Terbatasnya
informasi tentang pertanian organik.
F.
Kelebihan dalam Sistem PertanianOrganik
1. Meningkatan aktivitas organisme yang menguntungkan bagi
tanaman.
Mikroorganisme seperti rizobium dan
mikroriza yang hidup di tanah dan perakaran tanaman sangat membantu tanaman
dalam penyediaan dan penyerapan unsur hara. Juga banyak organisme lain yang
bersifat menekan pertumbuhan hama dan penyakit tanaman. Misalnya pertumbuhan
cendawan akar (Ganoderma sp, Phytopthora sp) dapat ditekan dan
dihalangi oleh organisme Trichoderma sp.
2. Meningkatkan cita rasa dan kandungan gizi.
Cita rasa hasil tanaman organikmenjadi
lebih menarik, misalnya padi organik akan menghasilkan beras yang pulen, umbi –
umbian terasa lebih empuk dan enak atau buah menjadi manis dan segar. Selain
itu pertanian organik juga meningkatkan nilai gizi. Hasil uji laboraturium
terhadap beras organik mempunyai kandungan protein, dan lemak lebih tinggi
daripada beras nonorganik. Begitu pula nasi yang berasal dari beras organik
bisa bertahan (tidak mudah basi) dua kali lebih lama ketimbang nasi dan beras
organik. Kalau biasanya nasi akan menjadi basi setelah 12 jam maka nasi dari
beras organik bisa bertahan 24 jam.
3. Meningkatkan ketahanan dari serangan organisme pengganggu.
Karena dengan penggunaan pupuk organik
yang cukup maka unsur – unsur hara makro dan mikro terpenuhi semua sehingga
tanaman lebih kuat dan sehat untuk menahan serangan beberapa organisme
pengganggu dan lebih tahan dari serangan peryakit.
4.
Memperpanjang
unsur simpan dan memperbaiki struktur.
Buah dan hasil pertanian tidak cepat
rusak atau akibat penyimpanan. Buah cabai misalnya akan nampak lebih kilap
dengan pertanian organik, hal ini bisa dipahami karena tanaman yang dipupuk
organik , secara keseluruhan bagian tanaman akan mendapat suplai unsur hara
secara lengkap sehingga bagian – bagian sel tanama termasuk sel – sel yang
menyusun buah sempurna.
5.
Membantu
mengurangi erosi.
Pertanian organik dengan pemakaian
pupuk organik mejadikan tanah leih gembur dan tidak mudah terkikis aliran air.
Struktur tanah menjadi lebih kompak dengan adanya penambahan bahan – bahan
organik dan lebih tahan menyimpan air dibanding dengan tanah yang tidak dipupuk
bahan organik. Pada tanah yang miskin bahan organik, air mudah mengalir dengan
membawa tanah.
SEMOGA
BERMANFAAT
1 comments:
TRIMS
Balas