LAPORAN PELAKSANAAN
KEGIATAN TUDANG SIPULUNG TINGKAT KABUPATEN MAROS TAHUN 2017
I.
PENDAHULUAN
Sektor
Pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari
pemerintah, dikarenakan perannya yang
sangat penting dalam rangka pembangunan ekonomi jangka panjang, maupun
dalam rangka pemulihan ekonomi bangsa.
Pembangunan Pertanian dimasa yang akan datang tidak
hanya dihadapkan untuk memecahkan masalah-masalah yang ada, namun juga
dihadapkan pula pada tantangan untuk menghadapi perubahan tatanan politik di
Indonesia yang mengarah pada era demokratisasi
yakni tuntunan otonomi daerah dan pemberdayaan petani.
Apabila
kita berbicara masalah pertanian, maka selalu saja menarik untuk kita
bicarakan, karena selain merupakan mayoritas mata pencaharian warganegara indonesia utamanya warga Maros,
juga karena hal tersebut merupakan kebutuhan mendasar masyarakat karena
menyangkut hidup manusia. Bahwa sektor
pertanian telah terbukti memberikan konstribusi yang nyata terhadap
perekonomian nasional terutama perannya dalam mengurangi kesenjangan,
memperluas lapangan kerja dan lapangan berusaha serta dapat meredam dampak
globalisasi dan dampak liberalisasi perekonomian.
Kabupaten
Maros yang masih memposisikan diri sebagai daerah agraris dan masih
mengandalkan sektor pertanian sebagai
sektor pertanian sebagai sektor unggulan, tentunya akan selalu menjadi
perhatian bagi pemerintah daerah, mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai
kepada pasca panen, hal tersebut dimaksudkan agar potensi dan daya dukumg
tersebut dapat memberikan konstribusi bagi peningkatkan pendapatan para
Petani/kelompok tani pada khususnya dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya.
Kegiatan tudang sipulung yang kita laksanakan setiap tahun setiap
memasuki musim tanam dilaksanakan di Ruang Pola Kantor Bupati Maros, kali ini
mengangkat tema “ DENGAN MUSYAWARAH TUDANG SIPUUNG/APPALILI KITA TINGKATKAN
PODUKSI DAN KEANEKARAGAMAN PANGAN MENUJU MAROS LEBIH SEJAHTERA 2021” yang
menunjukkan bahwa kegiatan yang kita laksanakan saat ini adalah kegiatannya
petani yang difasilitasi oleh pemerintah kabupaten Maros dalam bentuk kegiatan Mimbar
Serasehan yang kita kenal dengan istilah Tudang Sipulung/Appalili, dimana
petani bertemu langsung dengan pemerintah yang diharapkan dapat berinteraksi
dengan baik untuk memecahkan masalah dalam bentuk kebijakan yang di sampaikan
oleh pemerintah baik dari tingkat Provinsi maupun Kabupaten.
II.
TUJUAN
Kegiatan
Tudang Sipulung Tingkat Kabupaten Maros dilaksanakan dengan maksud untuk
mempertemukan pendapat/ tukar menukar informasi antara petani dan pemerintah
dengan tujuan untuk memperoleh kesepakatan tentang penyelenggaraan kegiatan
pembangunan pertanian dan kebijakan pemerintah dalam menyikapi segala
permasalahan yang dihadapi oleh petani khususnya di Kabupaten Maros.
III.
DASAR PELAKSANAAN
1.
Surat Keputusan Bupati Maros
Nomor : 1680/KPTS/521.2/VIII/2017 Tanggal
28 Agustus 2017
Tentang Pembentukan Panitia Pelaksana, Narasumber, Moderator dan
Notulen Musyawarah Tudang Sipulung Kabupaten Maros Tahun 2017.
|
2.
Hasil Keputusan Rapat
Pembentukan tim Pelaksana Kegiatan Tudang Sipulung Tingkat Kabupaten Maros
yang dilaksanakan pada Tanggal 20 Nopember 2017 di Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan kabupaten Maros.
3.
Surat Tugas Kepala Badan
Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Maros Nomor : 961/B.8/XI/2014/BPP-KP
Tanggal 22 Nopember 2017 perihal Tim Pelaksana Kegiatan Tudang Sipulung
Tingkat Kabupaten Maros.
|
IV.
TEMPAT DAN WAKTU
Kegiatan Tudang
Sipulung Tingkat Kabupaten Maros merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan
secara berjenjang mulai dari tingkat Desa, Kecamatan dan Kabupaten. Tudang Sipulung Tingkat Kabupaten dilaksanakan
pada tanggal 28 Nopember 2017 bertempat di Ruang Pola Kantor Bupati Maros.
V.
PESERTA
Adapun
peserta yang diharapkan hadir pada kegiatan ini sebanyak 300 orang yang terdiri
dari :
·
Camat = 14
orang
·
POPT/PHP = 14
orang
·
Penyuluh BPP/Lapangan
= 73 orang
·
KTNA Kecamatan = 15 orang
·
Penyuluh swadaya = 43
orang
·
Ketua Posluhtan/Gapoktan = 98
orang
·
Fungsional Penyuluh Perikanan = 13 orang
·
Fungsional Penyuluh Kehutanan =
5 orang
·
Kabupaten
= 25 orang
VI.
FASILITATOR
Kegiatan
Tudang Sipulung Tingkat Kabupaten Maros selain di fasilitasi oleh Tim Teknis
Lingkup Pertanian Kabupaten Maros, juga diundang Tim Teknis Provinsi Sulawesi
Selatan sekaligus akan bertindak sebagai Narasumber antara lain :
·
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman
Pangan dan Hortikultura Propinsi Sulawesi Selatan
·
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan
Hewan Provinsi Sulawesi Selatan
·
Kepala Dinas Perikanan Provinsi
Sulawesi Selatan
·
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi
Sulawesi Selatan
·
Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika
Kabupaten Maros
VII.
OUT PUT YANG DIHARAPKAN
Adapun
hasil yang diharapkan dalam kegiatan Tudang Sipulung Tingkat Kabupaten Maros
adalah :
- Petani dan pemerintah menyepakati jadwal hambur, jadwal tanam, varietas anjuran dan lain-lain yang terkait dengannya sebagaimana yang telah disepakati pada Tudang Sipulung Tingkat Kecamatan.
- Masalah yang dihadapi petani dalam pengelolaan usaha taninya akan memperoleh solusi dari pemerintah.
- Petani dan Pemerintah bersilaturrahim untuk menciptakan keselarasan dan keseimbangan antara keinginan petani dan kebijakan pemerintah sehingga kedepan dapat membentuk suatu petani yang kuat, Inovatif dan Kreatif dalam meningkatkan produksi dan keanekaragaman pangan yang pada akhirnya akan menjadikan perekonomian petani meningkat, sejahtera dan berkelanjutan
VIII.
HASIL KEGIATAN
Kegiatan Tudang Sipulung
meliputi antara lain :
A.
Pembukaan oleh Protokol
B.
Laporan Ketua Panitia ( Terlampir )
C.
Sambutan dan Arahan Bupati Maros yang
diwakili oleh Sekertaris Daerah.
D. Pemaparan
Masing Narasumber.
Program
Tanaman Pangan
- Bupati mengharapkan kepada petani dan para kelompok tani atau gabungan kelompok tani dapat menonjolkan komoditi uggulan di masing-masing desa atau kecamatan sebagai komoditi unggulan kabupaten maros. Potensi Daerah Wilayah Kabupaten Maros yang kaya akan Sumberdaya Komoditas harus didukung dengan sebuah sistem kerjasama yang terpadu agar agar setiap permaslahan yang muncul dapat segera teratasi, dalam hal ini pembinaan kepada petani, kelompok tani dan kelompok-kelompok usaha agribisnis pertanian adalah dengan meningkatkan koordinasi dan penerapan konsep partisipatif baik antar lembaga atau organisasi maupun antar instansi terkait dan masyarakat tani.
- Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura mengharapkan
- Bupati mengharapkan agar petani meningkatkan produksi padinya seperti yang dicapai oleh kodim Maros yaitu 10 ton/Ha dengan menggunakan Varietas ciherang dan cigeulis.
- Petani akan meningkatkan pengembangan Hortikultura (Sayuran dan buah-buahan) melalui pemberdayaan Kelompok Wanita Tani pada wilayah-wilayah yang tersedia sumber airnya serta pemanfaatan pekarangan.
Peternakan
- Penyakit anthrax saat ini menyerang sapi dibeberapa kecamatan antara lain Kecamatan Camba, Cenrana, Tompobulu, simbang dan lain-lain perlu diwaspadai karena selain dapat menular pada ternak lain, juga dapat menjangkiti manusia yang ada disekitarnya.
- Bupati menghimbau petani agar tidak memotong ternak sapi yang sakit anthraks dan akan diberi ganti rugi kepada petani yang dapat membuktikan bahwa sapinya mati karena penyakit ( pembuktian oleh aparat antara lain kepolisian, kejaksaan dan aparat setempat ).
- Penyuluh pertanian khususnya penyuluh peternakan mendukung pemberantasan penyakit anthrax melalui penyuluhan pada petani, namun untuk pelaksanaan vaksinasi tidak dibenarkan karena ada petugas khusus yang bertanggung jawab antara lain dokter hewan dan peteugas peternakan lainnya.
E.
Penyampaian Masalah setiap perwakilan
kecamatan yakni :
1.
Turikale ; mempermasalhkan irigasi
untuk mencukupi air pada musim kemarau.
2.
Maros Baru ; Perlu adanya pengaturan
air irigasi, dan program demfarm udang Vanname belum terealisasi sampai
sekarang, Budidaya rumput laut kurang baik karena adanya air payau.
3.
Lau ; ternak yang berkeliaran dapat
mengganggu tanaman. Saluran sekunder
mengalami pendangkalan akibat pengerukan sungai. Alih fungsi lahan yang semakin bertambah
sehingga lahan produktif semakin kurang.
4.
Bontoa ; kelangkaan pupuk SP36,
saluran tekhnis kurang berfungsi karena masyarakat banyak membuang sampah
disaluran.
5.
Marusu ; kelangkaan pupuk SP36, alih
fungsi lahan, konservasi laut, tambak terancam banjir akibat alih fungsi
lahan. BMKG agar dihadirkan setian
kegiatan tudang sipulung kecamatan.
6.
Mandai ; minta bantuan traktor,
jalanan poros Baji Mangai – Pattontongan diperlukan, benih berlabel biru belum
terbiasa digunakan petani.
7.
Moncongloe ; agar balai-balai yang ada
di Kabupaten Maros agar dimanfaatkan secara maksimal. Bantuan pemerintah agar diutamakan petani
atau kelompok tani yang berprestasi dan penilaian petani agar lebih intensif
supaya petani dapat berprestasi sampai tingkat nasional.
8.
Tanralili ; sentra pengembangan cabe,
masalah hama dan penyakit. Ternak masih
banyak berkeliaran. Vaksinasi anhtrax
agar dilakukan 2 s/d 3 kali setahun.
9.
Tompobulu ; perlu adanya jaringan
irigasi untuk mengakses pembukaan sawah baru, mengaktifkanm kembali perda. Keterlambatan pengolahan tanah karena
kurangnya traktor.
10.
Bantimurung ; IP300 berdasarkan hasil
ubinan mencapai 10 ton/ha, pertanaman dengan sistim legowo 2-1, masih perlu
penyuluhan terpadu.
11.
Simbang ; masih perlu benih berkualitas,
penghasil kedele namun belum menggunakan petik olah jual, karena kedele masih
didatangkan dari luar.
12.
Cenrana ; penyakit anthrax menyerang
sapi dan hampir 50 ekor telah mati bahkan ada peternak yang meninggal positif
anthrax, bibiot padi berkualitas susah diperoleh, kelangkaan pupuk, bibit jahe
sukar diperoleh.
13.
Camba ; perlu adanya bendung sungai
timpuseng dan camba akan menyediakan air secara berkesinambungan, penyakit
anthrax menyerang, P4S.
14.
Mallawa ; tanaman jahe berkembang sekitar 600 Ha, benih
di Mallawa bisa dijadikan bibit di daerah lain.
Pencetakan sawah baru baru berpotensi 400 Ha dengan 4 titik sumber air
di Mallawa yang bisa ditimbun dengan perpipaan.
F.
Tanggapan Tim Teknis dan BMG Narasumber
Tingkat Provinsi.
1)
Dinas Pertanian
- Varietas yang dianjurkan dan telah direkomendasikan oleh tim tekhnis dan tim ahli agar dipatuhi untuk menghindari terjadinya serangan hama dan penyakit.
- Untuk mengantisipasi kekurangan benih setiap tahun maka sesuai himbauan bupati, dapat menyediakan sendiri benih dengan memanen padi yang baik.
- Sistim pertanaman dianjurkan dengan sistim legowo karena dapat menghasilkan produksi yang lebih besar sebagaimana yang dilakukan oleh kodim.
- Penggunaan pestisida agar di batasi seminimal mungkin kecuali dalam keadaan darurat.
- Penggunaan pupuk organik agar diutamakan, meskipun belum bisa menghindari pupuk organik.
2)
Dinas Peternakan dan Keswan
- Perlu diberikan apresiasi terhadap pernyataan Bupati Maros yang akan memberikan konvensasi kepada peternak yang mati sapinya akibat terserang penyakit anthrax, baru daerah ini yang penuh perhatian kepada peternak yang mengalami musibah atas serangan anthrax.
- Untuk mengantisipasi penyakit anthrax tersebut maka perlu dilakukan vaksinasi massal, Dinas Peternakan Provinsi Sulawesi Selatan menyiapkan vaksin sesuai kebutuhan daerah.
- Pelaksanaan vaksinasi ternak diberikan kekhususan kepada petugas tekhnis peternakan dan dokter hewan, penyuluh tidak dibenarkan melakukan vaksinasi ternak, karena penyakit ternak adalah sesuatu yang spesifik.
- Penyuluh hanya sekedar menyampaikan himbauan dan penyuluhan kepada masyarakat secara umum untuk melakukan pencegahan.
- Ternak yang mati karena sakit maka harus dibakar dan dikubur dan sama sekali tidak boleh dipotong/ dikonsumsi meskipun masih hidup.
3)
Sekretariat Bakorluh
·
Penyuluh agar mendukung program
pemerintah dalam rangka memberantas penyakit zoonosis terutama anthrax dengan
jalan menyuluhkan tentang bahaya penyakit anthrax.
·
Untuk memudahkan informasi sampai ke
masyarakat secara umum maka bakorluh menyediakan materi penyuluhan yang dapat
dijadikan bahan untuk disampaikan kemasyarakat.
·
Penyuluh memang hanya bertugas sebatas
menyampaikan atau menyuluhkan tentang pentingnya vaksinasi.
IX.
KESIMPULAN TUDANG SIPULUNG
Berdasarkan
hasil pelaksanaan kegiatan Tudang Sipulung yang telah dilaksanakan di tingkat
kecamatan mulai tanggal 20 September s/d 19 Oktober 2017 di wilayah masing
masing, maka beberapa hasil kesepakatan adalah sebagai berikut :
I.
Pengembangan Komoditi Tanaman Pangan
dan Hortikultura
1.
Padi
a.
Musim Tanam 2017/2018 (Rendengan)
·
Varietas yang direncanakan
- Ciherang ; semua kecamatan kecuali Tanralili dan lau
- Mekongga ; semua kecamatan kecuali Camba, Bantimurung, Turikale, Marusu dan Maros Baru.
- Cigeulis ; semua kecamata kecuali Cenrana dan Moncongloe.
- Inpari ; semua kecamatan kecuali Kecamatan Camba
- Cisantana ; semua kecamatan kecuali Cenrana, Bantimurung dan Turikale.
- Ciliwung ; di rencanakan di Bantimurung, Turikale, Tanralili, Maros Baru dan Bontoa
- Cintanur ; khusus di tanam di Camba.
- Khusus Kecamatan Cenrana merencanakan akan menanam Varietas Cisokan, Batang Piaman, Sarina, Lusi dan Hibrida.
- Kecamatan Tanralili akan mengembangkan Padi Gogo.
·
Waktu Hambur Benih
- Waktu hambur benih untuk kecamatan Bantimurung, Simbang, Maros Baru, Lau Marusu, Tanralili, Moncongloe, Bontoa dan Tompobulu disepakati minggu I - IV bulan Nopember sampai minggu ke II bulan Desember 2017, untuk kecamatan Cenrana, Camba dan Mallawa waktu hamburnya pada minggu I sampai dengan minggu ke III bulan Pebruari 2018. Khusus untuk pertanaman IP 300 waktu hamburnya minggu I dan II Desember 2017.
·
Waktu Tanam
Ø Waktu
Tanam akan menyesuaikan dengan umur benih dan rencana tanam mulai minggu I
November – minggu II Desember dan minggu III Pebruari 2017
·
Hama dan Penyakit yang perlu
diwaspadai
Hama dan penyakit yang perlu
diwaspadai di seluruh kecamatan adalah Penggerek Batang, Wereng Coklat, putih
palsu, walang sangit, kresek, tikus dan blas.
b.
Musim Tanam 2018 (Gadu)
·
Varietas yang direncanakan :
- Ciherang ; direncanakan di Kec. Simbang, Bantimurung, Turikale, Tompobulu, Moncongloe, Lau, dan Bontoa.
- Mekongga ; Simbang, Lau dan Bontoa
- Cigeulis ; Cenrana, Simbang, Bantimurung, Turikale, Moncongloe, Maros Baru, dan Bontoa.
- Inpari ; Simbang, Bantimurung, Turikale, Moncongloe, Maros Baru dan Lau.
- Cisantana ; Simbang, Tanralili, Tompobulu, Mandai, Maros Baru, Lau dan Bontoa.
- Ciliwung ; Cenrana, Turikale, Tanralili, Ciliwung, Mandai, Maros Baru, Lau dan Bontoa.
- Membrano, Gilireng dan IR.64 ; Kec. Cenrana.
- Wae Apo Buru, Situ Bagendit, Hibrida ; Kec. Tanralili, Mandai dan Bontoa.
- Conde, Cibogo, IR.64 ; Kec. Tompobulu.
- Waktu Hambur Benih ; di rencanakan pada Minggu III April sampai Minggu ke II Mei 2018.
- Waktu Tanam ; direncanakan pada Minggu I Mei – Minggu II Juni 2015.
2.
Palawija
v Jagung
; akan dikembangkan diseluruh kecamatan.
v Kacang
Tanah ; Camba, Cenrana, Bantimurung, Tanralili, Tompobulu, Mandai.
v Kacang
Hijau ; Bantimurung, Tompobulu, Moncongloe, Marusu, Maros Baru dan Lau.
v Kacang
Kedele ; Bantimurung, Tompobulu, Moncongloe, Marusu dan Lau.
v Ubi
Jalar ; Bantimurung, Tanralili, Tompobulu, Mandai, dan Lau.
v Ubi
Kayu ; Tanralili, Tompobulu, Moncongloe, Mandai dan Marusu.
v Semangka
; Camba, Cenrana dan Bantimurung.
3.
Sayuran
v Bantimurung
; cabai, tomat, kacang panjang, terong, kangkung dan bayam.
v Tanralili
; Cabai, kacang panjang, sawi hijau.
v Tompobulu
; kacang panjang, bayam, labu, mentimun dan kangkung.
v Moncongloe
; kacang panjang, mentimun, bayam, sawi, kangkung.
v Mandai
; kacang panjang, cabe, sawi hijau.
v Lau
; kangkung darat, terong, tomat, lombok dan bayam.
II.
Pengembangan Komoditi Peternakan
§ Semua
kecamatan sepakat untuk mengembangkan ternak unggas (ayam, itik), ternak kecil
(kambing), ternak besar (sapi, kuda, kerbau).
§ Untuk
mendukung ketersediaan pakan ternak maka akan dikembangkan penanaman Hijauan
Makanan Ternak (contoh Rumput Gajah).
§ Dihimbau
kepada seluruh peternak agar melakukan pengandangan ternak besar disamping
untuk keamanan dan juga di ambil manfaatnya dari limbahnya.
§ Pelaksanaan
vaksinasi ternak pada semua kecamatan terutama Anthrax terutama didaerah
Marusu, Mandai, Bantimurung, Moncongloe, Tompobulu dan Cenrana.
§ Pengembangan
Inseminasi Buatan pada Ternak Sapi.
III. Pengembangan
Komoditi Perikanan
§ Pengembangan
Ikan Mas, ikan nila dan lele dumbo ; Kec. Simbang, Bantimurung, Turikale.
§ Pengembangan
Udang Windu, Bandeng ; Bantimurung, Marusu, Lau dan Bontoa.
§ Pengembangan
Udang Vanname ; Marusu dan Bontoa.
§ Pengembangan
Rumput Laut ; Marusu, Lau dan Bontoa.
X.
PENUTUP
Kegiatan
Tudang Sipulung tingkat kabupaten telah dilaksanakan dengan baik, meskipun
harapan petani agar semua Tim Tekhnis Kabupaten tetap mendampingi petani dari
awal sampai akhir untuk mendengarkan curahan hati yang disampaikan oleh
petani. Namun tak satupun kepala dinas
lingkup pertanian yang hadir pada saat Bupati meninggalkan acara. Agar tudang sipulung yang akan datang lebih
disempurnakan.