Konsultasi More on this category »
Budidaya More on this category »
Peraturan More on this category »

MEDIA PENYULUHAN PERTANIAN



BAB  I
PENDAHULUAN

Salah satu kegiatan dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian adalah penyampaian informasi dan teknologi pertanian kepada penggunanya, informasi dan teknologi pertanian tersebut bisa disampaikan secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan media penyuluhan. Berbagai media penyuluhan dapat digunakan untuk megemas informasi dan teknologi yang akan disampaikan kepada petani sebagai pengguna teknologi seperti : media cetak, media audio, media audio visual, media berupa obyek fisik atau benda nyata.
            Secara umum dapat dikatakan bahwa media merupakan suatu perantara yang digunakan dalam proses belajar. Tujuan penggunaan media adalah untuk memperjelas informasi yang disampaikan sehingga dapat merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan sasaran. Dengan demikian media berperan penting dalam memberikan pengalaman kongkrit dan sesuai dengan tujuan belajar.
            Dalam bidang pendidikan, pelatihan dan penyuluhan, kemampuan literasi visual sangat penting, khususnya bagi para guru, dosen, penyuluh, maupun pelatih/fasilitator lainnya karena dengan demikian mereka dapat lebih efektif dan efisien dalam menyampaikan materi penyuluhan, pelajaran/pelatihannya.
            Media apapun yang digunakan, pada prinsipnya harus dapat meningkatkan efektivitas dan kelancaran proses belajar terutama dalam memperjelas materi yang dipelajari sehingga dapat mempercepat terjadinya perubahan perilaku (pengetahuan, keterampialn dan sikap) dikalangan kelompok sasaran.
            Selain dari pada itu media diharapkan dapat lebih mengkongkritkan apa yang dijelaskan komunikator kepada komunikan (sasaran), sehingga sasaran lebih mudah dan lebih cepat menangkap materi, apa yang dilihat sasaran akan terkesan lebih lama dibandingkan dengan didengar dan media mampu memotivasi dan mampu memusatkan perhatian.

BAB  II
PENGERTIAN DAN MANFAAT  MEDIA PENYULUHAN PERTANIAN

A.  Pengertian  Media Penyuluhan Pertanian

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti “tengah”, “perantara”, atau “pengantar”, yaitu perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan. The Association for Educational Communications Technology (AECT), menyebutkan media sebagai bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi. Gagne (1970), mengatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan sasaran yang dapat merangsang untuk belajar. Sedangkan ”penyuluhan” berasal dari kata ”suluh” yaitu sesuatu yang digunakan untuk memberi penerang. Jadi media penyuluhan adalah suatu benda yang dikemas sedemikian rupa untuk memudahkan penyampaian materi kepada sasaran, agar sasaran dapat menyerap pesan dengan mudah dan jelas.
            Beragamnya media memiliki karakteristik yang berbeda pula. Karena itu untuk setiap tujuan yang berbeda diperlukan media yang berbeda pula. Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan penyuluhan ataupun pelajaran tadi sangat penting sebagai saluran, penyampaian pesan.

B. Manfaat Media Penyuluhan Pertanian
            Kemajuan tehnologi pertanian saat ini semakin pesat, baik tehnologi produksi maupun tehnologi sosial ekonomi. Persaingan dalam berusaha dibidang pertanian semakin meningkat pula. Tuntutan untuk  meningkatkan kualitas produksi tidak dapat ditawar lagi. Tehnologi dan informasi yang berkaitan dengan hal-hal tersebut perlu disalurkan dengan cepat  dari sumber pesan kepada sasaran, yakni petani dan keluarganya serta masyarakat pertanian lainnya. Oleh karena itu peranan media penyuluhan pertanian semakin penting.
            Disamping itu kegiatan penyuluhan pertanian berhadapan dengan keterbatasan-keterbatasan antara lain keterbatasan jumlah penyuluh, keterbatasan dipihak sasaran , misalnya tingkat pendidikan formal petani yang sangat bervariasi, keterbatasan sarana dan waktu belajar bagi petani. Untuk itu perlu diimbangi dengan meningkatkan peranan dan penggunaan media penyuluhan pertanian. Melalui media Penyuluhan Pertanian petani dapat meningkatkan interaksi dengan lingkungan sehingga proses belajar berjalan terus walaupun tidak berhadapan langsung dengan sumber komunikasi.
            Peranan media penyuluhan pertanian dapat ditinjau dari beberapa segi yakni dari proses komunikasi, segi proses belajar dan segi peragaan dalam proses komunikasi, segi proses belajar dan dari peragaan dalam proses belajar.dan dari peragaan.

1.    Peranan Media Penyuluhan Pertanian Sebagai Saluran Komunikasi (Channel) Dalam Kegiatan Penyuluhan Pertanian
  1. Menyalurkan pesan/informasi dari sumber/komunikator kepada sasaran yakni petani dan keluarganya sehingga sasaran dapat menerapkan pesan dengan kebutuhannya.
  2. Menyalurkan ”feed back”/umpan balik dari sasaran/komunikan kepada sumber/komuniukator sebagai bahan evaluasi untuk perbaikan/ pengembangan dalam penerapan tehnologi selanjutnya.
  3. Menyebarluaskan pesan informasi kemasyarakat dalam jangkauan yang luas, mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
  4. Memungkinkan pelaksanaan penyuluhan pertanian secara teratur dan sistimatik
 2.    Peranan Media Penyuluhan Pertanian Sebagai Media Belajar Dalam Kegiatan Penyuluhan Pertanian
Pada tahap awal peranan penyuluh pertanian sangat dominan dalam kegiatan belajar petani, lama kelamaan berubah petani menjadi lebih dinamis mulai banyak belajar, melalui pengalaman. Melalui interaksi dengan lingkungannya dan memanfaatkan media penyuluhan pertanian. Sekarang penyuluh pertanian berperan sebagai mitra kerja petani, mendampingi dan membantu petani dalam memecahkan masalah yang dihadapi dilapangan bersama dengan petani lainnya melalui kegiatan kelompok tani.
Peranan media penyuluhan pertanian sebagai media belajar dalam kegiatan penyuluhan pertanian sebagai berikut :
a.    Memberi pengalaman belajar yang integral dari kongkrit ke abstrak.
Petani belajar dimulai dari situasi nyata dilapangan melalui pengalam langsung sebagai contoh, kegiatan  sekolah lapangan (SL) dalam rangka memasyarakatkan Pengendalian hama terpadu (PHT) tanaman padi.Petani secara berkelompok belajar mengamati hama/penyakit tanaman langsung dari runpun padi sawah. Cara  belajar tersebut disebut cara belajar Lewat pengalaman (CBLP). Hasil pengamatan dicatat oleh petani, kemudian didiskusikan bersama secara priodik.
Selanjutnya petani belajar melalui berbagai media penyuluhan pertanian lainnya antara lain : spesimen, poster, leaflet, folder, gambar, slide, flm dan sebagainya. Materi pelajaran tidak terbatas pada hama/penyakit saja tetapi berkembang dengan materi yang terkait seperti ekologi tanaman, musuh alami, pemupukan, fisiologi tanaman dan sebagainya sampai panen. Dengan demikian memberi pengalaman yang luas dan terpadu. Pengalaman-pengalaman yang diperoleh dan kongkrit kearah abstrak penyuluh pertanian sebagai mitra petani berfungsi membantu/membimbing proses belajar tersebut.
b.    Memungkinkan proses belajar dapat berlangsung secara terus menerus dan berkelanjutan.
Tehnologi selalu berubah dan berkembangkarena itu media penyuluhan pertanian harus selalu menyalurkan pesan/informasi yang mutakhir. Siaran pedesaan misalnya adalah media penyuluhan pertanian yang harus selalu siap menyalurkan perkembangan tehnologi yang mutakhir tersebut.
c.  Memungkinkan proses belajar secara mandiri.
Tersedianya berbagai macam media penyuluhan pertanian seperti: brosur, kaset rekaman, folder, leaflet, lembaran informasi pertanian (Lptan) dan lain-lain, memungkinkan untuk terjadinya proses belajar secara mandiri.

3. Peranan Media Penyuluhan Pertanian Sebagai Peragaan Dalam Kegiatan Penyuluhan Pertanian

Peragaan merupakan salah satu faktor penting dalam mencapai keberhasilan  kegiatan penyuluhan pertanian. Media penyuluhan pertanian yang bersifat verbalistis akan kurang berhasil. Peragaan berkaitan erat  dengan penginderaan, peranan pengeinderaan sangat penting dalam proses belajar termasuk dalam kegiatan penyuluhan pertanian.
Pendapat para ahli dan hasil penelitian sepertitersebut diatas penting artinya dalam kegiatan penyuluhan pertanian. Media harus berperan pula sebagai peragaan petani belajar lebih efektif bila ia belajar dengan melihat, mendengar dan sekaligus mengerjakannya (learning by doing).
Sejalan dengan pandangan diatas, maka peranan media penyuluhan pertanian sebagai peragaan dalam kegiatan penyuluhan pertanian sebagai berikut :
a.   Media Penyuluhan Pertanian Mempertinggi Efektivitas belajar.
Media yang bermuatan peragaan dapat menarik perhatian, memusatkan perhatian dan memberi kejelasan terhadap pesan yang disampaikan , mempermudah untuk dimengerti dan kesannya bertahan lama dalam ingatan.
b. Meningkatkan Interaksi Petani dengan Lingkungannya
Misalnya melalui media demonstrasi di lapangan petani belajar langsung dari lingkungannnya dan hasilnya akan meyakinkan petani terhadap pesan yang didemonstrasikan.
c. Memungkinkan Untuk Meningkatkan Keterampilan
Keterampilan hanya dapat dicapai melalui peragaan langsung tentang langkah-langkah kerja yang harus dilakukan. Petani harus melakukannya sendiri sesuai dengan lembaran petunuk kerja melalui media penyuluhan pertanian.

D. Jenis, Penggolongan Dan Karakteristik Media Penyuluhan Pertanian

Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan pendidikan/pelatihan dan penyuluhan, banyak media pembelajaran yang bisa digunakan. Pertanyaan yang muncul sekarang, bukan pada banyak tidaknya media penyuluhan yang tersedia, tetapi bagaimana merencanakan dan membuat media visual dalam kegiatan pelatihan dan penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan para penggunanya.

1.    Menentukan Jenis Media
Penentuan jenis media visual yang efektif untuk suatu proses belajar mengajar merupakan langkah awal yang perlu dilakukan dalam perencanaan suatu pelatihan atau penyuluhan.
Paling tidak ada 6 (enam) pertanyaan yang perlu diajukan berkaitan dengan penentuan jenis media yang digunakan, antara lain :
a.    Siapa yang akan dilatih ?
b.    Apa yang diharapkan dan mampu dilakukan oleh peserta didik ?
c.    Dimana pelatihan akan diadakan dan berapa lama ?
d.    Metode belajar apa yang digunakan ?
e.    Media penyuluhan apa yang akan digunakan ?
f.     Bagaimana mengetahui efektifitas pelatihan/penyuluhan ?


g.    Untuk jelasnya jenis-jenis Media Penyuluhan Pertanian dapat digambarkan dalam gambar berikut :




Tabel 1. Jenis Media Penyuluhan Pertanian Berdasarkan krakteristik dan
contoh-contohnya.
No.
Jenis Media

Contoh-Contoh

1.
Media Penyuluhan Tercetak
Gambar, Skets, Foto, Poster, Leaflet, Folder, Peta singkap, Kartu kilat, Diagram, Grafik, bagan, peta, Brosur, majalah, buku
Kelebihannya : relatif tahan lama, dapat dibaca berulang-ulang, dapat digunakan sesuai kecepatan belajar masing-masing, mudah dibawa dsb.
Kelemahannya : Proses penyampaian sampai pencetakan butuh waktu relatif lama, sukar menampilkan gerak, membutuhkan tingkat literasi yang memadai, cenderung membosankan bila padat dan panjang.
2.
Media Penyuluhan Audio
Kaset,CD, DVD, MP 3, MP 4 Audio
Kelebihannya : Informasi dikemas sudah tetap, terpatri dan tetap sama bila direproduksi. Produksi dan reproduksinya tergolong ekonomis dan mudah didistribusikan.
Kelemahannya : Bila terlalu lama akan membosankan, perbaikan atau revisi harus memproduksi master baru.
3.
Media Penyuluhan Visual dan Audio -Visual
Slide film, Movie film, Film strip, Video (VCD,DVD) film, Televisi, Komputer (Interaktif,Presentasi)
Kelebihannya : dapat memberikan gambaran yang lebih kongkrit, baik dari unsur gambar maupun geraknya, lebih atraktif dan komunikatif.
Kelemahannya : Biaya produksi relatif mahal, produksi memerlukan waktu dan diperlukan peralatan yang tidak murah.
4.
Media penyuluhan berupa Objek fisik atau benda nyata
Benda sesungguhnya, Sample/Monster, Spesimen, Model, Maket,Simulasi
Menunjukan benda hidup secara nyata, berbentuk tiga dimensi dan alat peraga.
Kelebihannya : Dapat menyediakan lingkungan belajar yang amat mirip dengan lingkungan kerja sebenarnya, memberikan stimulasi terhadap banyak indera, dapat digunakan sebagai latihan kerja, latihan menggunakan alat bantu dan atau latihan simulasi.
Kelemahannya : Relatif mahal untuk pengadaan benda nyata.

2. Penggolongan  Dan Karakteristik Media Penyuluhan Pertanian

            Klasifikasi media berarti penggolongan atau mengelompokkan berbagai macam media berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Tujuannya adalah untuk memudakan pemilihan dan penggunaan media sesuai dengan kebutuhan sasaran. Klasifikasi media penyuluhan pertanian berpedoman kepada klasifikasi  media pendidikan pada umumnya karena penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan yang bersifat non formal.

A. Dasar-dasar Pengelompokan.
a.  Perkembangan media pendidikan dimulai dari peranan awalnya sebagai alat bantu mengajar (teaching aids). Penggunaan alat bantu audio visual, misalnya gambar, model, monster, benda sesungguhnya, telah lama terbukti dapat memberi pengalaman  kongkrit, memberi motivasi belajar, mempertinggi daya serap dan tretensi belajar.
Penggolongan media pendidikan dapat digolongkan berdasarkan stimulus atau rangsangan yang ditambahkannya. Bermacam-macam media pendidikan dapat dikelompokkan berdasarkan rangsangan terhadap pancaindera seperti indera penglihatan, indera pendengaran ,indera penciuman, indera perasa dan indera peraba.
b.Timbulnya teori komunikasi memberi pengaruh dan menyebabkan perubahan pandangan terhadap alat audio-visual. Alat audio-visual tidak hanya dipandang sebagai alat bantu mel;ainkan juga sebagai alat menyalurkan pesan (channel), yang berasal dari pemberi pesan. Alat audio visual  sebagai penyalur pesan dapat dikelompokkan berdasarkan jangkauannya. Jangkauan audio visual dapat bersifat massal seperti media cetak, siaran radio, siaran televisi dan lainn-lain. Disamping itu digunakan untuk kegiatan pendidikan yang bersifat kelompok dan individual.
c. Pada perkembangan berikutnya dalam proses belajar timbul pandangan bahwa perubahan tingkah laku merupakan komponen yang  menentukan dalam mengukur keberhasilan proses belajar.
Teori tingkah laku (behavior theory) ajaran B.H Skinner memandang agar lebih memperhatikan perubahan tingkah laku dalam proses belajar.
Bahkan memberi dorongan agar dapat menciptakan media pendidikan sebagai media belajar yang dapat  mengubah tingkah laku sesuai dengan tujuan belajar. Peranan media pendidikan menjadi lebih panjang agar dapat memberi dorongan untuk belajar secara mandiri tanpa hadirnya pemberi pesan secara fisik misalnya melalui media terekam, media tercetak dan media terproyeksi.
Bentuk dan karakteristik media tersebut dapat pula dijadikan dasar dalam pengelompokkan  media pendidikan.

B.  Pengelompokkan Media Penyuluhan Pertanian
Berdasarkan dasar-dasar  pengelompokkan media pendidikan pada umumnya, maka media penyuluhan pertanian dapat diklasifikasikan berdasarkan rangsangan penerimaan/indera penerimaan, daya liput/jumlah sasaaran, pengalaman belajar dan bentuk/karakteristik, media sebagai berikut :
a.    Klasifikasi media penyuluhan pertanian berdasarkan panca indera.
1.    Media benda sesungguhnya, rangsangan melalui seluruh pancaindera antara lain: spesimen, monster, sample.
2.    Media Audio-Visual rangsangan melalui indera pendengaran dan indera penglihatan antara lain : film, siaran televisi, video.
3.    Media Visual, melalui indera penglihatan antara lain : film, slide, foto, poster.
4.    Media Audio, rangsangan melalui indera pendengaran antara lain : kaset rekaman, siaran radio.

b.    Klasifikasi media penyuluhan pertanian berdasarkan daya liput/jumlah sasaran.
1.    Media Massal antara lain : siaran radio, siaran televisi dan media cetak.
2.    Media Kelompok antara lain : film, slide, kaset rekaman, transparansi.
3.    Media individual antara lain : benda sesungguhnya, specimen.

c.    Klasifikasi media penyuluhan pertanian berdasarkan tingkat pengalam belajar terdiri dari :
1.    Media yang memberikan pengalaman belajar secara kongkrit melalui kehidupan masyarakat antara lain benda sesunguhnya, petak percontohan, spesimen.
2.    Media yang memberi pengalam belajar melalui benda/situasi tiruan antara lain : simulasi, permainan, model.
3.    Media yang memberi pengalaman belajar melalui audio-visual aids (AVA) antara lain : film,slide, kaset dan rekaman.
4.    Media yang memberi pengalam belajar melalui kata-kata baik lisan atau tertulis antara lain : buku, majalah, ceramah. 

d. Klasifikasi media penyuluhan pertanian berdasarkan bentuk/karakteristik media :
1.    Media benda/situasi sesungguhnya antara lain : percontohan Tanaman/Ternak
2.    Media berupa/situasi tiruan antara lain: model, simulasi, permainan simulasi.
3.    Media terproyeksi antara lain : film, siaran TV, film slide.
4.    Media tercetak misalnya poster, leaflet, folder, liptan.
5.    Media terekam misalnya : kaset, siaran radio, CD, VCD, DVD.


BAB  III

PEMILIHAN MEDIA PENYULUHAN PERTANIAN

A. Perlunya Pemilihan Media Penyuluhan Pertanian
Sebelum menggunakan media penyuluhan pertanian, maka terlebih dahulu dilakukan pemilihan. Tujuan pemilihan adalah supaya media penyuluhan yang dipakai efektif dan efisiensi dalam mencapai tujuan penyuluhan pertanian, yakni perubahan perilaku petani.
Sehubungan dengan itu ada beberapa pemikiran sebagai persiapan pemilihan, sebagai berikut :
a.    Perlu diadakan terlebih dahulu penilaian terhadap media penyuluhan pertanian yang ada dan kebutuhan sasaran terhadap teknologi pertanian.
b.    Tidak semua media penyuluhan yang diperlukan selalu tersedia atau mudah disediakan oleh penyuluh pada setiap tempat dan waktu.
c.    Media penyuluhan yang mahal, tidak selalu merupakan jaminan untuk berhasil mencapai tujuan yakni perubahan perilaku sasaran.
d.    Untuk tujuan perubahan perilaku tertentu dan digunakan dengan tingkat efektivitas yang berbeda-beda.
e.    Harus ada kesesuaian antara media penyuluhan yang dipilih dengan metode penyuluhan yang digunakan.

B. Kriteria Pemilihan Penyuluhan Pertanian
        Beberapa kriteria yang digunakan dalam pemilihan media penyuluhan pertanian adalah : tujuan kegiatan penyuluhan yang hendak dicapai, tahap adopsi inovasi sasaran, jangkauan media, karakteristik media, dana yang tersedia dan penggunaan media secara terpadu.
a.    Tujuan kegiatan penyuluhan pertanian yang hendak dicapai
Tujuan Kegiatan penyuluhan pertanian adalah perubahan perilaku petani sesuai dengan perkembangan teknologi pertanian. Aspek prilaku adalah sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Beberapa alternatif pemilihan media penyuluhan pertanian dihubungkan dengan aspek perilaku, seperti tercantum pada tabel berikut :


Tabel 5 : Alternatif pemilihan media sesuai dengan aspek perilaku sasaran

 Klasifikasi Media
Alternatif pemilihan media sesuai
Dengan aspek perilaku sasaran
Sikap
Pengetahuan
Keterampilan

-   Benda Sesungguhnya

Percontohan
-  Maket
-  Spesimen
-  Sample/moster


Percontohan
-  Spesimen
-  Model
-  Sample/moster

Percontohan
-  Model

- Media Tercetak

-  Poster
-  Liptan
-  Foto
-  Peta Singkap


-  Brosur
-  Folder
-  Leaflet
-  Peta Singkap

-  Peta Singkap
-  Folder
-  Leaflet
-  Liptan

- Media Terproyeksi

-  Video TV
-  LCD Film
-  Film Strip
- Presentasi

-  Transparansi
-  Film Slide
-  Film strip
-  Video TV
-  Presentasi


-  Film slide
-  Film strip
-  Video
-  TV
-  Presentasi

- Media Terekam

-  Rekaman siaran
-  Radio
-  CD,DVD,Rekaman

-  CD,DVD Rekaman
-  Rekaman Siaran
Radio
-  CD,DVD Rekaman


b.  Tahap adopsi sasaran
Pemilihan media disesuaikan dengan tahap adopsi petani. Tahap kesadaran, minat penilaian, mencoba dan menerapkan, masing-masing memerlukan media yang efektif misalnya untuk tahap adopsi penilaian dan mencoba, dipilih media sesungguhnya melalui metode demonstrasi.
c.  Jangkauan media penyuluhan pertanian
Pemilihan disesuaikan dengan jangkauan media, untuk pendekatan perorangan dan kelompok dipilih media sesungguhnya melalui metode demonstarsi cara, kunjungan ke usahatani, sedangkan untuk pendekatan missal dipilih media sesungguhnya melalui metode pameran, media terekam melalui siaran radio dan terproyeksimelalui siaran televisi.
d.  Karakteristik 
Karkteristik media berkaitan dengan rangsangan terhadap indera sasaran. Penggolongan media menurut kelom[pok audio-visual misalnya adalah untuk memudahkan memilih tingkat pendidikan formal petani yang sangat bervariasi.

e.  Pertimbangan dana yang tersedia
Sedapat mungkin dipilih media yang biayanya tidak mahal tapi efektivitasnya tinggi. Pemilihan media sesungguhnya yang dapat dibuat sendiri dengan harga relative murah merupakan alternative yang perlu di tempuh apabila dana yang tersedia sangat terbatas. Sering terlupakan bahwa benda sesungguhnya di lingkungan petani dapat dimanfaatkan sebagai media asalkan persyaratan terpenuhi.
f.     Pemilihan beberapa media penyuluhan untuk digunakan secara terpadu
Berbeda alternatif dapat dipilih antara beberapa kelompok media : misalnya media tercetak dikombinasikan dengan media terekam  dan media terproyeksi. Pemilihan kombinasi media tersebut tetap mengacu pada penggunaan yang efektif dan efisien.

D. Prosedur Pemilihan Media Pertanian
            Prosedur pemilihan media penyuluhan pertanian perlu mendapat perhatian sebagai berikut :
1.       Tetapkan pesan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan sasaran yakni kebutuhan petani.
2.       Rumuskan tujuan yang hendak dicapai yakni perubahan prilaku petani dengan aspek pengetahuan keterampilan dan sikap.
3.       Lakukan pemilihan terhadap media penyuluhan yang tersedia, potensi lingkungan petani yang dapat dimanfaatkan sebagai media penyuluhan dan penilaian terhadap tahap adopsi sasaran
4.       Perhitungan biaya yang diperlukan untuk persiapan pembuatan atau pengadan media penyuluhan.
5.       Tetapkan media penyuluhan sesuai dengan metode penyuluhan yang telah ditetapkan.
6.       Lakukan evaluasi pemilihan dan penggunaan metode
Evaluasi penting dilakukan untuk mengukur sejauh mana media penyuluhan pertanian yang telah dipilih dan digunakan. Dirasakan manfaatnya terhadap pemilihan bahan perbaikan dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan media penyuluhan pertanian pada periode berikutnya secara berkesinambungan.
  Media tidak dapat dipilih dan digunakan asal saja, tetapi harus dipilih dengan seksama dan digunakan dengan benar. Tidak ada suatu mediapun yang dapat dipakai untuk mencapai semua tujuan, sehingga tidak mungkin semua diperlakukan dengan media yang sama. Dalam penyelenggaraan penyuluhan, pemilihan jenis media yang digunakan perlu dipertimbangkan pada kebersamaan antara metode belajar mengajar, tujuan dan situasi pelatihan. Berikut ini gambaran penggunaan media penyuluhan yang sesuai untuk berbagai kelompok sasaran
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media, antara lain : Tujuan perubahan yang akan dicapai oleh sasaran, karakteristik sasaran/peserta didik, strategi komunikasi, isi pesan, biaya dan karakteristik wilayah.
            Banyak ragam media atau jenis media yang dapat kita pilih dan kiat gunakan tergantung pada materi yang disajikan, keadaan/kebutuhan sasaran, situasi tempat pembelajaran dan tentunya tergantung tujuan yang ingin dicapai. Ragam media penyuluhan yang kerap digunakan dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok besar, yaitu media penyuluhan tercetak, media penyuluhan audio, media penyuluhan audio visual dan objek fisik atau benda nyata.
            Dari sekian banyak media dalam penggunaannya tidak ada satu mediapun yang terbaik, karena setiap jenis media mempunyai kelemahan. Yang terbaik tentunya menggunakan kombinasi beberapa jenis media, sehingga dapat menutupi kelemahan media tersebut.

Rangkuman
Tujuan pemilihan adalah supaya media penyuluhan yang dipakai efektif dan efisiensi dalam mencapai tujuan penyuluhan pertanian, yakni perubahan perilaku petani. Kriteria yang digunakan dalam memilih media penyuluhan Tujuan kegiatan penyuluhan yang hendak dicapai, tahap adopsi inovasi sasaran, jangkauan media, karakteristik media, dana yang tersedia dan penggunaan media secara terpadu.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media, antara lain : Tujuan perubahan yang akan dicapai oleh sasaran, karakteristik sasaran/peserta didik, strategi komunikasi, isi pesan, biaya dan karakteristik wilayah.
Ragam media atau jenis media yang dapat kita pilih dan kiat gunakan tergantung pada materi yang disajikan, keadaan/kebutuhan sasaran, situasi tempat pembelajaran dan tentunya tergantung tujuan yang ingin dicapai. Ragam media penyuluhan yang kerap digunakan dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok besar, yaitu media penyuluhan tercetak, media penyuluhan audio, media penyuluhan audio visual dan objek fisik atau benda nyata.

BAB  IV
PEMBUATAN MEDIA PENYULUHAN PERTANIAN

A.   Persiapan Pembuatan Media Penyuluhan
1. Beberapa pemikiran berkaitan dengan pembuatan media penyuluhan pertanian.
a.    Pemanfaatan benda sesungguhnya yang bersumber dari tranaman/Ternak di pedesaan sebagai media penyuluhan pertanian.
Misalnya pohon mangga jenis ungul dikebu petani yang telah memenuhi syarat untuk menjadi pohon induk dan telah memperoleh sertifikat dari instansi terkait, begitu pula jenis unggul ternak milik petani yang memenuhi syarat dijadikan petani  sebagai induk dan percontohan penyuluh Pertanian dapat memanfaatkan sebagai media penyuluhan pertanian dan mendorong petani untuk mengembangkan menjadi penangkar benih
b.    Partisipasi petani dalam pembuatan media Penyuluhan Pertanian misalnya petani yang senang mengumpulkan berbagai hama tanaman dapat dimanfaatkan dalam membuat insektarium.
c.    Penampilan lembaga-lembaga yang terkait dengan kegiatan penyuluhan pertanian misalnya Balai Benih dan lain-lain, apabila penataan lingkungannya baik maka sekaligus dapat berfungsi sebagai percontohan/sebagai media penyuluhan pertanian.
d.    Bahwa  tidak semua media penyuluhan pertanian dapat dibuat sendiri oleh penyuluh, namun pembuatan media penyuluhan pertanian yang sederhana dan praktis untuk digunakan adalah perlu. Untuk itu Penyuluh Pertanian harus kreatif, mempunyai kemampuan dan keterampilan membuat media penyuluhan pertanian tersebut.
2.    Beberapa Petunjuk Umum dalam persiapan pembuatan media penyuluhan pertanian.
a.    Memenuhi persyaratan media antara lain :
- Adanya pesan yang jelas, menarik perhatian
- Mudah dimengerti, mendorong untuk menerapkannya.
b.  Keterampilan merancang antara lain : membuat gambar, skets, grafik, bagan dan sebagainya.
c.   Keterampilam menata gambar dengan memperhatikan.
  - Kesederhanaan , tonjolkan gambar/hal yang penting saja.
  - Keseimbangan antara gambar dan kata-kata.
  - Keserasian/harmonis.
  - Menonjolkan pusat perhatian
  - Irama atau aliran gerak yang serasi.
d.   Keterampilan menyusun naskah dan membuat skenario.
      - Naskah ilmiah semimpopuler, ilmiah populer dan tulisan populer.
      - Skenario pembuatan slide, rekaman dan lain-lain. Sebaiknya menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar.
e.  Menyediakan alat dan bahan yang diperlukan antara lain
     -  Alat gambar
     -  Alat pembuat huruf, alat dan bahan khusus menurut jenis media yang akan dibuat.

B. Membuat Media Penyuluhan Pertanian Siaran  Radio

            Siaran Radio adalah Media Audio yang hanya mengandalkan bunyi dan suara untuk menyampaikan informasi dan pesan. Program audio akan sangat efektif bila dengan menggunakan bunyi dan suara kita dapat merangsang pendengar untuk menggunakan daya imajinasinya sehingga ia dapat menvisualkan pesan-pesan yang ingin disampaikan.
a. Tujuan dari Siaran Radio untuk :
1.  Menyebarluaskan inovasi/teknologi kepada masyarakat secara luas
2.  Menarik perhatian masyarakat adanya teknologi atau inovasi
3.  Mendorong petani dan masyarakat luas untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya
4.  Memberikan hiburan kepada masyarakat khususnya petani dan keluarganya
b. Prosedur pembuatan Siaran Radio
1. Tahap Pra – Produksi
a. Pemilihan topik yang tepat
b. penentuan bentuk siaran yang sesuai
- uraian                                    - reportase
- dialog                                    - wawancara
- diskusi                                   - laporan pembangunan
- dinamika pembangunan       - sandiwara dll.
c. studi pustaka/survei lapangan (bila diperlukan)
d. pembagian tugas dan tanggung jawab tim (organisasi produksi)
 - produser                               - sutradara
 - asisten sutradara                 - kameramen
- penulis skenario                    - narator, pemain dsb.
 e. pengumpulan data
f. persiapan perangkat-perangkat untuk produksi/penayangan (live)

2.Tahap Produksi
  a. pengolahan data
  b. pengambilan suara (untuk rekaman)
c. penyusunan naskah jadi

3. Tahap Pasca Produksi
a.  Editing
b.  Packing
c.  penyerahan ke bagian penyiaran(Radio, Studio)

4. Tindak lanjut
a.  bimbingan penyuluh untu menumbuhkan kelompok pendengar/pemirsa
b.  mendorongan anggota kelompok untuk membiasakan mendengar/melihat siaran Radio
c.  mendorong anggota kelompok untuk melakukan diskusi
d.  memberikan bahan penunjang kepada kelompok misalnya bahan cetak
e.  melakukan acara kunjungan
f.   mengikutsertaan kelompok untuk mengisi siaran
g.  mengadakan lomba / kontes, sayembara, dsb.
h.  membimbing petani dan keluarganya untuk menetapkan inovasi/teknologi yang   disiarkan lewat Radio
i.   mendorong sasaran  untuk memberikan umpan balik terhadap siaran Radio,  misalnya mengirim surat, telephon, sms, e_mail, face book, dsb.

             
BAB   V
PENUTUP

Media apapun yang digunakan, pada prinsipnya harus dapat meningkatkan efektivitas dan kelancaran proses belajar terutama dalam memperjelas materi yang dipelajari sehingga dapat mempercepat terjadinya perubahan perilaku (pengetahuan, keterampialn dan sikap) dikalangan kelompok sasaran.
Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan pendidikan/pelatihan dan penyuluhan, banyak media pembelajaran yang bisa digunakan. Penggunaan media, bukan pada banyak tidaknya media penyuluhan yang tersedia, tetapi bagaimana merencanakan dan membuat media visual dalam kegiatan pelatihan dan penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan para penggunanya.
Setelah memahami media dan cara pembuatanya,  buatlah rancangan yang sesuai dengan kebutuhan sasaran.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1982. Alat Peraga dalam Penyuluhan Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta.
-----------. 2001. Buku 1 Media Visual dalam Pelatihan dan Penyuluhan. Pusat Manajemen Pengembangan SDM Pertanian. Ciawi.
-----------. 2001. Buku 2 Media Visual dalam Pelatihan dan Penyuluhan. Pusat Manajemen Pengembangan SDM Pertanian. Ciawi.
Garnadi, A. 1997. Penggunaan Visual Aid dalam Penyuluhan Pertanian. Direktorat Penyuluhan Pertanian. Jakarta
Sadiman, A.S. 1990. Media Pendidikan. Cv. Rajawali Citra. Jakarta.
Sudjana, N. dan A. Rivai. 1990. Media Pengajaran. Sinar Baru. Bandung
Padmo, S. 2000. Media Penyuluhan Pertanian dan komunikasi . Departemen Pertanian. Jakarta
Widodo, S dan Nuraeni. I. 2006. Media Penyuluhan Pertanian. Universitas Terbuka. Jakarta














Copyright © 2013. Agronomi Pertanian - All Rights Reserved | Template Created by Kompi Ajaib Proudly powered by Blogger